Potret24.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Reuni dua eks menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pun dinilai beraroma politik.
Pakar politik dari Paramadina, Hendri Satrio, mengungkapkan baik Anies maupun Khofifah merupakan kandidat potensial Pilpres 2024. Karena itu, pertemuan keduanya bisa ditafsirkan tak hanya untuk urusan pemerintah daerah semata.
“Mungkin ada makna-makna lain di sana. Karena kan keduanya calon presiden potensial, bahkan versi Kedai Kopi pun menyatakan demikian,” kata Hendri kepada wartawan, Minggu (25/4/2021).
Terlebih, menurut Hendri, safari politik ini bukanlah yang pertama kali. Dia mengatakan baik Anies maupun Khofifah sebelumnya juga melakukan pertemuan dengan kepala daerah lainnya. Karena itu, menurutnya, safari ini bisa juga dianggap sebagai bentuk penjajakan sebelum Pilpres.
“Tapi terlebih dari itu akan lebih menarik mengkaji langkah-langkah selanjutnya, terutama Mas Anies yang selama ini kan lagi rajin keliling. Dan baru saja ke Jatim, mungkin ada beberapa hal yang dibicarakan dengan Bu Khofifah. Tapi sih kalau ke depannya ditakdirkan sebagai capres-cawapres ya why not juga,” tutur dia.
Hal senada disampaikan Ketua Departemen Politik dan Perubahan sosial CSIS Arya Fernandes. Menurut Arya, pertemuan antara Anies dan Khofifah bisa jadi sebagai upaya mencari pasangan yang cocok untuk Pilpres 2024.
“Kandidat-kandidat kepala daerah yang populer sekarang sedang menjajaki kemungkinan untuk bertemu mencari chemistry, karena mereka sadar beberapa di antaranya itu tidak punya, bukan kader politik tertentu. Anies, RK, Khofifah itu kan secara formal bukan kader partai. Jadi mereka bertemu mencari kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan itu bisa untuk mendekati parpol atau kemungkinan untuk bekerja sama dalam pemerintahan,” papar Arya.
Selain itu, menurut Arya, pertemuan antara Anies dan Khofifah itu bisa jadi sebuah sinyal untuk partai politik. Sinyal bahwa keduanya siap berkomunikasi.
“Saya kira sinyal yang diberikan ke publik adalah ini kepala daerah dari provinsi besar, mereka terbuka untuk berkomunikasi,” ungkap dia.
“Itu indikasi awal bahwa mereka terbuka untuk opsi-opsi politik. Terbuka terhadap opsi-opsi politik dan mengirim sinyal ke partai kalau mereka bisa bekerja sama gitu,” imbuh Arya.
Lebih lanjut, Arya menilai pertemuan kedua pimpinan daerah itu juga bagus sebagai pemanasan menjelang Pilpres 2024.
“Pertemuan-pertemuan ini bagus sebagai pemanasan jelang pilpres. Untuk mencari chemistry antara pihak-pihak ini. Nah tapi memang yang terakhir tantangannya cukup berat. Karena mereka bukan kader parpol. Bisa saja parpol memblok atau menutup pintu untuk kader ini,” papar Arya. (gr)