Potret Politik

Komala Sari Serap Berbagai Aspirasi Warga Dumai

2
×

Komala Sari Serap Berbagai Aspirasi Warga Dumai

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru – Sesuai agenda sudah dijadwalkan, anggota DPRD Riau melakukan reses jemput aspirasi pada masing-masing daerah pemilihan (Dapil).

Seperti yang dilakukan anggota DPRD Riau, Yanti Komala Sari.

Agenda reses ini kata Yanti Komala Sari, merupakan kewajibanya anggota DPRD Riau menemui konstituen di setiap Dapil masing-masing. Pada masa sidang kali ini, diwajibkan sebanyak 12 titik.

“Reses kali ini, setelah sebelumnya melaksanakan ditempat lain,” katanya, Rabu (06/04/2021).

Alumni SMAN 1 Bukit Jin Kota Dumai ini mengatakan, reses dilakukan bertujuan bisa mendengarkan serta menyerap aspirasi seluruh warga kota Dumai. Sikap seperti itu tampak semangatnya wanita lulusan S-2 ini membangun Kota Dumai merupa daerah kelahirannya.

“Ini kesempatan bagi saya, untuk dapat membangun kota kelahiran saya ini. Hal itu saya hadir di masyarakat bukan saja sebagai anggota DPRD Riau dari Partai Golkar melainkan sebagai bagianya dari masyarakat Dumai. Maka, perlu mejadi perhatian,” terangnya.

Kesempatan itu, Yanti paparkan daerah titik reses pada masa saat ini. Sebelum reses di Kota Dumai, dirinya melakukan reses di Kabupaten Bengkalis.

Disebutkan dia, reses di Kota Dumai ini antara lain Desa Kampung Baru tepat di Gurun Panjang, dan Bangsal Aceh. Pada pertemuan reses itu, masyarakat sampaikan keluhan-keluhan ataupun aspirasi untuk diperjuangkan.

Misalnya, kata Yanti Komala Sari, untuk di Desa Kampung Baru, tepatnya daerah Gurun Panjang mengeluhkan persoalan tapal batas Dumai dan Bengkalis.

“Keluhan-keluhan itu tentang tapal batas. Sehingga dapat membingungkan dalam pengurusannya surat menyurat,” ujarnya.

Karena itu, kata Yanti Komala Sari, atas permasalahan ini berharap perhatian Pemerintah Dumai dan Bengkalis agar sesegera mungkin menyelesaikan tapal batas.

Begitu juga di Desa Bangsal Aceh. Warga meminta normalisasi anak sungai. Sebab sudah puluhan tahun anak sungai tak pernah di normalisasi, sehingga mengakibat kebanjiran jika musim hujan dan air pasang.

“Untuk normalisasi anak sungai harus menjadi perhatian serius,” ujarnya. **(Dai)