Potret24.com, Palembang – Penganiayaan seorang perawat di RS Siloam Sriwijaya, Palembang, bermula saat anak pelaku mengalami pendarahan pada tangan setelah dicabut infusnya.
Namun ternyata, sebelum terjadi pendarahan, korban bernama Christina Ramauli Simatupang sudah mengingatkan istri pelaku JT agar tidak menggendong anaknya terlebih dahulu.
Korban memperingatkan hal tersebut untuk menghindari terjadinya pendarahan di tangan anak pelaku usai pencabutan infus. Hanya saja peringatan itu tak didengar oleh istri pelaku.
“Istri tersangka sudah diingatkan untuk tidak dulu menggendong anaknya, namun tetap memilih menggendong setelah infus dilepas. Dari situlah kejadian tangan anaknya berdarah terjadi,” ungkap Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra, di Palembang, Sabtu (17/4/2021).
- Pelaku sempat ancam bawa kasus ke ranah hukum
Menurut Irvan, anak pelaku dirawat karena mengalami peradangan paru-paru. Setelah empat hari perawatan, pasien dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
Namun, akibat peringatan untuk tidak menggendong bayinya itu tak diindahkan, mengucur darah dari tangan anak pelaku.
Kondisi ini membuat panik ibu pelaku sehingga melapor ke suaminya, JT. Pelaku yang emosi sempat mengancam perawat di RS Siloam Sriwijaya akan memperpanjang kasus tersebut ke ranah hukum.
Namun, karena tersulut emosi, pelaku JT justru melampiaskan kekesalannya kepada korban selaku perawat yang melepas infus.
“Dari keterangan pelaku, dirinya panik karena tangan anaknya berdarah,” ujar dia.
- Tersangka juga banting ponsel rekan korban
Tak sampai di situ, pelaku yang sudah dalam keadaan emosi langsung menjambak, memukul wajah dan mendorong korban hingga terjatuh. Korban kemudian diselamatkan dari amukan pelaku oleh rekan-rekannya.
Sejauh ini kondisi korban pun masih menjalani perawatan di RS Siloam Sriwijaya Palembang.
“Tidak hanya menganiaya korban, ponsel milik teman korban yang merekam juga dibanting pelaku,” beber dia.
- Tersangka minta maaf ke korban
Sementara itu, pelaku JT saat jumpa pers pun mengakui perbuatannya yang telah melakukan tindak kekerasan terhadap korban.
Dia mengaku tersulut emosi karena mendapat cerita tangan anaknya mengalami pendarahan.
“Kepada korban, keluarga dan semua pihak yang ada hubungan dengan korban CR, saya mengakui sudah melakukan tindakan yang kurang baik,” kata pelaku JT. (gr)