Potret Hukrim

Terungkapnya Fasilitas 3 Sespri Wanita Cantik dan Biduan di Kasus Edhy Prabowo

30
×

Terungkapnya Fasilitas 3 Sespri Wanita Cantik dan Biduan di Kasus Edhy Prabowo

Sebarkan artikel ini
Terungkapnya Fasilitas 3 Sespri Wanita Cantik dan Biduan di Kasus Edhy Prabowo
Sespri Edhy Prabowo

Potret24.com, Jakarta – Kabar terbaru muncul dari perkara dugaan suap terkait perizinan ekspor benih lobster atau benur yang menjerat Edhy Prabowo. Sejumlah nama wanita dari beragam latar belakang diduga berkaitan dengan perkara itu.

Sedikit mundur ke belakang. Edhy Prabowo ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada November 2020. Kala itu Edhy Prabowo baru saja menginjakkan kaki di Indonesia setelah melakukan kunjungan kerja ke Hawaii, Amerika Serikat (AS).

Edhy Prabowo ditangkap bersama istrinya, Iis Rosita Dewi, yang juga anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Gerindra. Komisi V mengurusi infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal, cuaca, serta pencarian dan pertolongan. Komisi V tidak mengurusi masalah perikanan.

Singkat cerita Edhy Prabowo ditetapkan KPK sebagai tersangka penerimaan suap. Selain Edhy Prabowo, ada sejumlah tersangka lain yang dijerat, yaitu:

Sebagai penerima suap:

  • Safri selaku staf khusus Menteri KKP
  • Andreau Misanta Pribadi selaku staf khusus Menteri KKP
  • Siswadi selaku pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK)
  • Ainul Faqih selaku staf istri Menteri KKP
  • Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Menteri KKP

Sebagai pemberi suap:

  • Suharjito selaku Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP)

Dalam paparan KPK saat itu, PT DPPP merupakan calon eksportir benur yang diduga memberikan uang ke Edhy Prabowo melalui sejumlah pihak termasuk 2 orang stafsusnya. Dalam urusan ekspor benur ini, Edhy Prabowo diduga mengatur agar semua eksportir melewati PT ACK sebagai forwarder dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.

KPK menduga suap untuk Edhy Prabowo ditampung dalam rekening anak buahnya. Salah satu penggunaan uang suap yang diungkap KPK yaitu ketika Edhy Prabowo berbelanja barang mewah di AS, seperti jam tangan Rolex, tas Louis Vuitton, dan baju Old Navy.

Perkara ini sudah memasuki persidangan dengan terdakwa Suharjito. Sementara untuk tersangka lainnya masih menjalani proses penyidikan.

  1. Bellaetrix Manuputty
    Bellaetrix Manuputty merupakan peraih medali emas tunggal putri bulutangkis di SEA Games 2013. Namanya muncul di tengah pusaran kasus ini setelah disebutkan oleh Soesilo Aribowo selaku pengacara Edhy Prabowo.

“Bella (Bellaetrix Manuputty) salah satunya, kemudian salah satunya lagi saya lupa, ada dua. Sering bermainlah, artinya olahraga ya,” kata Soesilo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2020).

Soesilo menyebut Edhy dan dua atlet bulu tangkis itu dekat sebelum Edhy menjadi menteri. Namun, Soesilo belum bisa memastikan terkait kabar duit korupsi ekspor benih lobster yang mengalir ke orang-orang dekat Edhy.

“Itu memang berkawan sama Pak Edhy, berkawan sebelum jadi menteri. Beliau kan suka badminton, itu saja. (Aliran duit korupsi) belum banyak hal terkonfirmasi,” ujarnya.

  1. Keysa Maulitta Putri dan Debby Susanto
    Perihal kedua nama ini muncul langsung dari Edhy Prabowo. Dia mengaku menyewakan apartemen kepada kedua atlet bulu tangkis itu.

“Saya banyak dekat dengan pebulutangkis laki-laki, perempuan, ya semuanya saya sama ratakan,” kata Edhy setelah menjalani pemeriksaan di KPK, Jakarta Selatan, Rabu (3/2/2021).

“Katanya saya memberikan apartemen, kalau Keysa sama Debby saya sudah sewakan apartmen di Kalibata City sudah lama sejak 2010 begitu saya kenal dia,” tambahnya.

Dia menjelaskan pertama kali mengenal kedua pebulutangkis tersebut. Menurutnya, dia telah mengenal Kesya dan Debby seusai Pelatihan Nasional (Pelatnas) dan memiliki potensi bagus.

“Dulu dia peringkat 96 dunia. Beberapa lama begitu saya ikut mengenal, walaupun nggak secara langsung, pernah naik 27 dunia. Tapi sampai sekarang nggak ada hubungan khusus, bisa dibuktikan tanya sendiri sama yang bersangkutan,” tegasnya.

Edhy membantah anggapan bahwa dia sering mengirim uang dari hasil korupsinya secara cuma-cuma. Dia meminta dibuktikan.

“Itu kan saya sering beli shuttlecock, beli raket, beli shuttlecock badminton, beli alat-alat segala macamnya, itu kan tinggal dilihat saja. Nah sekarang tinggal dibuktikan saja, yang jelas itu semua dilakukan dengan semangat,” katanya.

Mengenai pengakuan Edhy Prabowo itu dibantah Debby Susanto. Debby bahkan mengaku tidak pernah mengenal Edhy Prabowo.

Debby menyampaikan klarifikasinya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya. Ada sejumlah poin dari klarifikasi Debby tersebut.

“Lewat video ini saya mau mengklarifikasi terkait berita yang menyangkutpautkan nama saya Debby Susanto sebagai penerima unit apartemen dari Bapak mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Edhy Prabowo dalam kasus korupsi ekspor benih lobster,” kata Debby, seperti dilihat detikcom, Kamis (4/2/2021).

Hal pertama yang dia klarifikasi adalah bahwa dirinya tidak pernah kenal dan bertemu langsung dengan Edhy. Dia pun membantah pernah menerima pemberian apa pun dari Edhy.

“Saya tidak pernah menerima apapun dari Bapak Edhy Prabowo termasuk unit apartemen yang disebutkan,” ucap Debby.

“Disebutkan bahwa saya menerima unit apartemen tersebut di tahun 2010 pada saat saya keluar dari PBSI dan saat itu saya ada di ranking 96 dunia. Perlu ditekankan pada tahun 2010, saya masih aktif sebagai atlet PBSI sebagai pemain ganda campuran yang berpasangan dengan Muhammad Rizal dan saat itu kita menempati peringkat 20 dunia,” tambahnya.

Debby menyebut dirinya baru mengundurkan diri dari PBSI pada tahun 2019. Debby menyatakan mengaitkan dirinya dengan kasus Edhy merupakan pencemaran nama baik.

“Hal ini merupakan pencemaran nama baik bagi saya dan keluarga saya. Saya sendiri belum tahu kenapa nama saya ikut terbawa dalam kasus ini. Sampai saat ini kita masih memastikan dari mana sumber awal yang menyebutkan nama saya bisa terbawa,” katanya.

Dalam catatan detikcom, 3 nama pebulutangkis itu belum pernah dipanggil atau diperiksa penyidik KPK. Perihal itu Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri pernah menyampaikan bila KPK mengatakan bakal terus menelusuri aliran dana kasus dugaan suap Edhy Prabowo.

“Aliran dana dan penggunaannya masih akan terus didalami,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).

Ali belum menjelaskan detail berapa total duit yang diduga digunakan Edhy Prabowo untuk menyewakan apartemen bagi atlet wanita tersebut. Dia mengatakan penggunaan dana yang diduga berasal dari suap masih ditelusuri.

  1. Anggia Putri Tesalonika Kloer, Putri Elok, dan Fidya Yusri

Dalam persidangan pada Rabu, 10 Maret 2021, Amiril Mukminin membeberkan tentang nama Anggia Putri dan Fidya Yusri. Amiril yang merupakan sespri Edhy Prabowo itu mengaku diperintah Edhy Prabowo membelikan mobil dan menyewakan apartemen untuk 2 nama itu.

“Saudara juga menarik menggunakan itu untuk membeli mobil atas perintah Pak Edhy untuk sekretarisnya, Anggia Putri Tesalonika Kloer?” tanya jaksa KPK.

“Itu kalau nggak salah saya pakai uang Bapak, Pak, karena saya bayarnya cash,” jawab Amiril.

Jaksa KPK kembali mendalami sumber uang untuk membeli mobil HRV hitam untuk Anggia. Amiril pun menjawab uang tersebut diambil dari rekening Dirut PT Aero Citra Kargo (ACK), Amri. Diketahui dalam dakwaan, PT ACK disebut sebagai perusahaan kargo yang diduga diatur untuk pengangkutan ekspor benih lobster (benur) oleh Edhy. Nama Achmad Bachtiar dan Amri dipinjam namanya sebagai pengurus perusahaan (nominee) di PT ACK.

“Kalau nggak salah dari Amri,” ujar Amiril.

Amiril pun memerintahkan staf pribadi istri Edhy Prabowo Iis Rosita Dewi, Ainul Faqih, untuk membayar mobil yang dibeli untuk Anggia.

“BAP 18 huruf f, ada perintah dari Pak Edhy katakan kepada saya Pak Amril coba carikan mobil untuk dipakai Anggia karena Anggia belum punya mobil, HR-V atau CR-V, itu kata Pak Menteri. Saya memerintahkan Ainul Faqih untuk melunasi mobil HR-V tersebut,” kata Jaksa KPK saat membacakan BAP dan dibenarkan oleh Amiril.

Amiril juga mengungkap adanya persetujuan Edhy Prabowo untuk membelikan apartemen kepada sesprinya bernama Fidya Yusri. Uang pembeliannya, sebut Amiril, juga berasal dari rekening Amri.

“Fidya ajukan ke saya, saya kira-kira sudah seminggu tinggal di hotel kalau bisa ada kompensasi dari bapak saya ingin ajuin kos atau apa, saya sampaikan ke Pak Menteri, dari Bapak acc, itu langsung saya carikan,” ujar Amiril.

“Minta dibantu dia baru kerja. Saya carikan di Menteng Park, Fidya itu 2 kamar Rp 160 juta per tahun. (Duitnya) pinjam dari Amri. Saya yang bayarkan cash,” tambahnya.

Lantas dalam persidangan Rabu, 17 Maret 2021, Edhy Prabowo mengakui membiayai sewa apartemen untuk 3 wanita. Ketiga wanita itu disebut sebagai sesprinya.

“Saya meminta Amiril untuk menyiapkan satu apartemen yang bisa dipakai buat bertiga,” ucap Edhy Prabowo saat bersaksi.

Ketiga wanita yang dimaksud yaitu Anggia Putri Tesalonika Kloer, Putri Elok, dan Fidya Yusri. Anggia yang duduk di kursi saksi turut mengakui hal itu.

“Saya disewakan apartemen sebagai apartemen saya karena tidak punya keluarga di Jakarta dan saya dari daerah dari Manado, saya disewakan apartemen,” kata Anggia dalam sidang itu.

“Sesuai pemeriksaan saksi kemarin, Fidya sewa sebesar Rp 160 jutaan per tahun, saksi juga setahun juga ya?” tanya jaksa.

“Setahun juga,” ucap Anggia.

Anggia juga mengatakan diberi mobil HRV oleh Edhy Prabowo. STNK mobil itu, sebutnya, atas nama Ainul Faqih yang merupakan staf pribadi istri Edhy Prabowo, Iis Rosita Dewi.

“Kendaraan itu pasca saya sembuh COVID bulan awal Oktober, saya dipinjamkan mobil untuk mempermudah dari tempat tinggal ke kantor agar tidak menggunakan kendaraan umum. STNK atas nama Ainul,” jelasnya.

Edhy Prabowo juga mengamini keterangan Anggia. Namun Edhy Prabowo mengaku tidak mengetahui soal mobil tersebut atas nama Ainul Faqih.

“Saya perintahkan Amiril untuk carikan mobil dinas buat dia, tapi karena tidak ada akhirnya saya carikan kredit. Saya tidak tahu atas namanya,” ujar Edhy Prabowo.

Jaksa lalu menanyakan sumber pembiayaan apartemen dan mobil yang diberikan kepada Anggia. Edhy Prabowo menjawab membayar sendiri biaya kedua fasilitas itu.

“Bapak tahu sumber uang untuk menyewa kedua apartemen dan mobil H-RV, sumber uang dari mana, Pak?” cecar jaksa.

“Karena itu perintah saya dan uang saya masih cukup untuk membayarkan dua hal tersebut,” ucap Edhy Prabowo.

Jaksa sempat membandingkan pernyataan Edhy Prabowo dengan keterangan Amiril soal sumber biaya sewa apartemen dan pembelian mobil yang berasal dari keuntungan perusahaan pengiriman benur, PT Aero Citra Kargo (ACK). Namun, Edhy Prabowo tidak memberikan jawaban.

  1. Betty Alista
    Nama terbaru yang muncul yaitu Betty Alista. Diketahui Betty Alista merupakan biduan dangdut.

Betty Alista menjalani pemeriksaan di KPK pada Rabu, 17 Maret 2021. Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan penyidik menelusuri soal aliran uang dari Edhy Prabowo ke Betty Alista.

“Betty Elista didalami pengetahuan terkait dugaan aliran sejumlah uang dari tersangka EP (Edhy Prabowo) melalui tersangka AM (Amiril Mukminin),” kata Ali kepada wartawan.

Amiril Mukminin diketahui sebagai sekretaris pribadi Edhy Prabowo yang juga berstatus tersangka dalam perkara ini. Namun Ali belum menjelaskan detail terkait aliran uang ke Betty Elista itu untuk kepentingan apa. (dtk)