Potret24.com, Pekanbaru – Prostitusi online melalui aplikasi perpesanan Michat semakin marak berkembang di kota Madani.
Para pria hidung belang bisa dengan sangat mudah mendapat penjaja seks komersial hanya melalui gawai di genggaman.
Para PSK tersebut juga tak segan-segan bahkan terkesan terang-terangan menjajakan diri melalui jejaring sosial tersebut.
Beberapa dari mereka stay di beberapa hotel yang ada di Kota Madani, mulai dari hotel kelas melati sampai hotel berbintang yang dijadikan tempat mereka melayani tamu.
Berbagai upaya dilakukan PSK online tersebut untuk memikat pelanggan, mulai dari memasang status dengan pakaian seksi hingga kata-kata rayuan yang ditujukan kepada pria hidung belang.
Soal harga meraka mematok bervariasi, tergantung kesepakatan melalui chating di aplikasi Michat, “cocok angkut“ tulis salah satu akun Michat bernama Clara.
Tak jarang mereka yang menjajakan diri secara online tersebut melakukan penipuan terhadap calonnya, seperti meminta ditransfer DP terlebih dahulu dan pada akhirnya hilang komunikasi. Dan tak jarang pula lelaki hidung belang yang tertipu.
Ironisnya, di antara mereka banyak yang masih di bawah umur. Sebut saja Mawar (17) dan Melati (16), bukan nama sebenarnya, yang merupakan PSK online melalui Aplikasi Michat.
Ketika diwawancarai keduanya mengaku stay di salah satu hotel kelas melati di Kota Pekanbaru. Untuk tarif sekali kencan, mereka mematok harga Rp 500.000. Mereka berdua mengaku tidak menggunakan jasa mami, karena kalau ada mami harus menyetor lagi uang kepada sang mucikari.
“Lebih baik sendiri aja, uang yang dari pelanggan untuk kita sendiri dan uang keluar hanya untuk sewa kamar hotel saja,” tuturnya.
Ditanya kenapa menjalankan pekerjaan seperti itu, mereka menjawab kompak dengan alasan ekonomi. “Cari kerjaan susah sekarang, apalagi kami tidak berpendidikan,” tambahnya.
Beberapa hari yang lalu, Kota Pekanbaru sempat dihebohkan oleh ulah seorang PSK yang menjajakan dirinya melaui Aplikasi Michat dan berakhir tragis yang menyebabkan si wanita PSK terkena tembakan peluru salah seorang pelanggannya yang merupakan salah seorang oknum anggota Polri.
Maraknya prostitusi online di Kota Pekanbaru sangat disesalkan seorang warga Kota Pekanbaru, H Salim Alfurqan.
Ditemui di sebuah kedai kopi di bilangan Jalan Durian, Rabu (18/03/2021), dirinya menilai ada satu pihak yang paling patut dipersalahkan akibat maraknya prostitusi online di Kota Pekanbaru.
“Satpol PP Pekanbaru lemah. Mereka tidak mampu mengatasi semakin maraknya prostitusi online di Kota Pekanbaru. Bisa jadi akibat kesibukan mereka melakukan evaluasi dan pemantauan di lapangan,” katanya lagi. (gr)