Potret24.com, Bengkalis – Waketum LSM Komunitas Pemberantas Korupsi, Galih Prito Raka Siwi, mendesak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis, segera menetapkan tersangka dugaan korupsi dalam pembangunan Duri Islamic Center (DIC) senilai Rp.38.412.636. 000.
LSM Antikorupsi itu menilai sudah cukup bukti bagi Kejaksaan untuk menetapkan tersangka.
Dugaan hilangnya dana miliaran rupiah saat pelaksanaan pembangunan Duri Islamic Center (DIC) yang dianggarkan pada tahun 2019 oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis harus segera disikapi cepat dan menetapkan tersangka.
Apalagi, terungkapnya tindakan korupsi tersebut didukung bukti laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang dilakukan oleh lembaga resmi negara dalam hal ini Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Riau.
Pasalnya, proyek yang dianggarkan melalui belanja modal Dinas PUPR setempat pada tahun 2019, pengerjaannya terkesan tidak sesuai volume sebagaimana yang tertera dalam dokumen kontrak.
Dimana item-item kegiatan, khususnya terhadap luas lantai bangunan DIC yang semestinya dikerjakan sesuai rujukan kontrak kerja dengan rancangan anggaran biaya (RAB) senilai Rp700 juta lebih, tampak dibiarkan terbengkalai
Meski peristiwa dugaan pengurangan item pekerjaan terhadap keseluruhan luas lantai bangunan tidak masuk sebagai hasil investigasi pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), namun dari hasil investigasi dan/atau audit yang dilakukan oleh BPK, ditemukan adanya potensi kerugian negara akibat kelebihan bayar mencapai Rp1,8 miliar.
Sementara, proses pengerjaan keseluruhan bangunan Duri Islamic Center (DIC) dengan jumlah biaya sebesar Rp.38.412.636.000 tersebut telah dianggap selesai 100%. Sehingga, jika ditotalkan potensi kerugian negara yang terjadi mencapai Rp2,5 miliar lebih.
Terkait hal tersebut, pegiat Anti Korupsi yakni, LSM Komunitas Pemberantas Korupsi, mendesak pihak penegak hukum dalam hal ini institusi Kejati Riau bersama Kejari Bengkalis untuk segera bertindak dengan mengambil sikap tegas menyikapi persoalan ini lebih serius.
“Saya kira pihak penegak hukum sudah harus bergerak cepat mengungkap kasus ini. Karena semua bukti telah jelas dalam hal ini negara telah dirugikan hingga miliaran rupiah dan itu bukan nilai yang sedikit,” desak Galih Prito Raka Siwi, Senin (15/03/2021).
Dan satu hal yang tidak kala penting, menurut Galih Prito, adalah hasil laporan kerugian negara yang telah merincikan dengan jelas seberapa besar uang negara yang telah diselewengkan oleh kontraktor yang dipercayakan mengerjakan proyek andalan Bupati non aktif, Amril Mukminin dimaksud.
“Jadi dalam hal ini, Kejaksaan sudah diringankan pekerjaannya sehingga tinggal melengkapi bukti-bukti yang diperlukan seperti memanggil pihak-pihak yang terkait dalam persoalan ini untuk dimintai keterangan agar secepatnya diketahui siapa oknum atau pihak-pihak yang terlibat memakan uang daerah yang nota bene uang rakyat tersebut,” cetusnya.
Galih Prito Raka Siwi juga menegaskan jika bukan organisasi/lembaganya saja yang kerap menyuarakan kasus dugaan korupsi dalam pembangunan DIC tersebut selama ini.
Namun elemen/organisasi lain yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi di Provinsi Riau, juga berharap agar pihak Kejari Bengkalis segera menuntaskankasus dugaan korupsi yang telah heboh ditengah publik dan masyarakat tersebut.
Diakui Galih Prito Raka Siwi, pihaknya melalui Dewan Pimpinan Pusat LSM Komunitas Pemberantas Korupsi, telah lumayan lama kasus penyimpangan di proyek pembangunan DIC tersebut dilaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bengkalis, Nanik Kushartanti, S.H, M.H.
“Laporannya sudah cukup lumayan lama diterima dan ditangani oleh pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis, karena perbuatan dugaan tindak korupsi, merupakan kejahatan kemanusiaan yang memakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi. Untuk itu kami juga minta dukungan rekan-rekan aktivis yang selama ini juga bersuara keras menentang kejahatan korupsi,” tegas Galih Prito Raka mengakhiri.
Dilain pihak, seorang warga Kota Duri, Kabupaten Bengkalis, Salim Mujito mencurigai Kejari Bengkalis susah menuntaskan kasus dugaan korupsi Duri Islamic Centre.
“Saya menuduh sih tidak. Tapi wajar dong saya sedikit merasa curiga. Kasus yang awalnya kencang diusut dan diperiksa tiba-tiba berjalan lambat. Bahkan sampai tidak terdengar kejelasannya”.
Dirinya hanya meminta Kajari Bengkalis lebih serius bekerja.
“Dan kalau tidak ada sesuatu segera tetapkan nama-nama tersangka. Begitu saja,” tegasnya lagi. (md)