Potret24.com, Pekanbaru – Ketua PP Gamari Larshen Yunus, Rabu (17/03/2021) mendatangi Poltabes Pekanbaru.
Kedatangannya ini untuk menyerahkan diri terkait adanya keinginan pihak Korem 031/Wirabima yang melaporkannya terkait pemberitaan sebelumnya.
“Saya cuma Ingin menyerahkan diri. Kalau memang salah silahkan untuk Ditahan. Tidak ada masalah,” katanya saat ditemui di Mapolres Pekanbaru.
Dalam keterangan selanjutnya, Larshen Yunus juga meminta pihak Korem 031/ Wirabima bersedia memaafkan jika ada keterangannya yang salah.
” Jujur saya mohon maaf dan petunjuk dari Danrem 031/Wirabima. Mungkin apa yang pernah saya sampaikan ke Sejumlah media itu keliru,” katanya menambahkan.
Larshen sendiri menilai tidak ada keinginan apapun dari dirinya untuk memberitakan perihal mobil Rio milik TNI tersebut.
“Saya sangat cinta dengan TNI karena Kakek saya juga seorang prajurit TNI. Yang saya sampaikan itu wujud kecintaaan saya dengan TNI. Rasanya tak ikhlas saya kalo unit milik TNI harus diperjualbelikan. Darah saya ini darah TNI,” tegasnya lagi.
Dirinya berharap permohonan maaf itu sebagai wujud tanggung jawab saya sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan.
“Atas nama pribadi saya mohon maaf kepada institusi Korem 031/Wirabima dan kepada Danrem 031/Wirabima, Brigjen Syeh Ismet. Karena pemberitaan tersebut membuat tidak nyaman,” tegasnya lagi.
Sebelumnya Larshen Yunus juga menerima masukan seorang senior Gamari Riau yang meminta dirinya menyelesaikan masalah tersebut dengan sebaik- baiknya.
“Dek selesaikan segera masalahmu itu,” kata senior Gamari yang sekarang berada di Bandung.
Terakhir dirinya berharap, persoalan dirinya dengan Korem 031/Wirabima bisa tuntas dan selesai dengan baik.
“Harapan saya tentunya ke depan Gamari Riau bisa berjalan seiring dengan program- program Korem 031/Wirabima,” kata Ketua PP Gamari Riau ini mengakhiri.
Sementara itu pihak Poltabes Pekanbaru melalui penyidik mengaku tidak bisa memproses keinginan Larshen Yunus tersebut.
“Kita belum ada terima laporan terkait apa yang disampaikan saudara Larshen Yunus. Sehingga proses penahanan tidak bisa kita lakukan. Lagi pula tidak semua laporan bisa kita lanjutkan dengan penahanan. Semua ada prosedurnya,” tegas penyidik (gr)
