Potret Nasional

Besaran Insentif Nakes Turun, Perhimpunan Perawat Sebut Pemerintah Tak Sensitif

4
×

Besaran Insentif Nakes Turun, Perhimpunan Perawat Sebut Pemerintah Tak Sensitif

Sebarkan artikel ini
insentif nakes turun

Potret24.com, Jakarta – Insentif tenaga kesehatan (nakes) tetap dilanjutkan tahun ini, meski besarannya tak lebih besar dari jumlah sebelumnya. Hal ini dipastikan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Untuk kesehatan, Bapak Presiden memutuskan insentif nakes diteruskan tahun 2021 meski magnitude-nya diturunkan,” ucapnya dalam rapat bersama Komisi XI, Rabu (27/1).

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PPNI Harif Fadhillah mengaku belum mendapat penjelasan resmi dari Kementerian Kesehatan RI. Meski begitu, jika besaran insentif nakes benar dikurangi dari jumlah sebelumnya, ia menyayangkan pemerintah tak sensitif pada para nakes.

“Tapi seandainya benar (dipotong), mungkin kita sayangkan, walaupun misalnya dengan kemampuan negara dan lain sebagainya itu, tapi di sisi lain kan banyak aktivitas yang menurut saya bisa menjadi sumber keuangan untuk mempertahankan besaran insentif nakes yang tidak seberapa lah kalau dilihat dari jumlah APBN-nya kan,” tuturnya saat dihubungi detikcom Rabu (3/2/2021).

“Dan tampaknya nggak sensitif lah pemerintah dalam hal ini melihat situasi yang ada pada tenaga kesehatan,” lanjutnya.

Harif menyebut, besaran insentif nakes yang dikurangi bisa mengurangi semangat para nakes menangani pasien COVID-19, terlebih di tengah lonjakan kasus Corona.

“Di tengah melonjaknya kasus, risikonya masih tinggi, kemudian mereka misalnya bisa mendapatkan insentif pun hanya dapat separuh, bagaimana kita bisa menjaga semangat mereka, motivasi mereka, saya kira itu suatu tantangan besar,” pesannya.

Meski begitu, pencairan insentif nakes menurutnya selama ini tak banyak masalah.

Adapun satu hingga daerah yang bermasalah dengan pencairan insentif, hanya berkaitan dengan pendataan.

“Tidak banyak yang dilaporkan, ada satu dua daerah yang kaitannya dengan indikasi data di daerah dan institusi tempat kerja,” bebernya.

Hingga Rabu (3/2/2021), Harif menyebut sudah ada 232 perawat meninggal dunia selama pandemi Corona. Perawat yang gugur terbanyak dilaporkan di Jawa Timur sebanyak 93 orang. (gr)