Potret24.com, Jakarta – TNI Angkatan Udara (AU) melakukan patroli udara untuk mencari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Dalam penelusuran via udara, sejauh ini temuan yang signifikan adalah berupa tumpahan minyak.
TNI AU melakukan patroli udara bersama awak media menggunakan pesawat CN A 2904. Kapten Gilang S Pranajaya selaku pilot pesawat mengungkap tumpahan minyak sebagai temuan yang paling signifikan.
“Saat kita terbang dengan ketinggian rendah 500 feet di atas permukaan laut kita dapat melihat rekan AL dan penyelamnya sudah mulai melakukan pencarian. Kemudian ada beberapa hal yang signifikan sekitar lokasi area itu ditemukan tumpahan-tumpahan minyak terlihat jelas sehingga itu semakin meyakinkan lokasi tempat jatuhnya Sriwijaya SJ182,” kata Gilang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Pesawat mengudara selama 1,5 jam dengan pola square pattern atau memutar untuk memantau lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ182.
Gilang menyatakan pesawat terbang dengan ketinggian bervariasi untuk melihat benda-benda mencolok di perairan.
“Ketinggiannya bervariasi mulai dari 500 feet di atas permukaan laut untuk semakin meningkatkan jarak pandang kita agak tinggi bila sudah ternyata ada sesuatu yang agak mencolok baru kita turun kembali untuk memperjelas penglihatan,” ujar Gilang.
“Untuk yang mencolok ada beberapa seperti tumpahan minyak, kemudian ada rekan TNI AL,” jelasnya.
Gilang menjelaskan, hasil temuan patroli udara difoto dan dicatat titik koordinatnya. Setelah itu, hasil pantauan akan dibuat laporan.
“Untuk temuan kami foto kemudian dicatat koordinat yang sudah ditentukan nanti akan kami laporkan ke komando atas TNI AU,” ungkapnya.
Sebelumnya, Asops KSAU Marsda Henri Alfiandi mengatakan pihaknya terus melakukan pencarian Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh lewat udara. Henri mengatakan, dalam pencarian itu, timnya melihat perubahan kontras warna air laut dan serpihan diduga dari bagian pesawat Sriwijaya Air.
“Kita sudah sampai 9 km tidak ditemukan mencurigakan benda besar yang bisa kita ambil atau yang kita laporkan.
Semakin mendekat pencarian pertama, kedua mulai kita melihat serpihan kita tidak yakin apakah serpihan laut, yang jelas itu sampah tapi curiga kita itu bagian dari bagian yang sudah mengapung dari pesawat,” kata Henri di di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Henri mengatakan Polairud, Bakamla, dan nelayan turut dalam pencarian benda-benda kecil mencurigakan. Dalam pencarian TNI AU, dipaparkan juga terlihat perubahan air laut yang kontras.
“Kita turun kecepatan 50 meter, 150 feet semakin mendekat semakin pelan kita lihat sekali lagi belum nampak hal yang besar. Kita yakin segera menemukan titik impact dilihat dari udara karena kita lihat anomali perubahan kontras warna laut. Kita asumsi itu tumpahan minyak. Anomali perubahan warna terlihat seperti dan luas jangkauannya,” jelas dia. (gr)