Potret Nasional

Bio Farma Luruskan Hoax soal Sinovac: Kemasan hingga Sel Vero

3
×

Bio Farma Luruskan Hoax soal Sinovac: Kemasan hingga Sel Vero

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Jakarta – Bio Farma meluruskan sederet hoax soal vaksin Corona dari Sinovac yang akan digunakan di Indonesia. Salah satunya tentang unggahan yang mempersoalkan tulisan ‘clinical trial’ di kemasan vaksin Sinovac.

“Pemberitaan yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trial sebagaimana yang tertulis pada kemasan vaksin adalah tidak benar,” kata Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma Bambang Herianto, dalam konferensi pers Update Target Penyelesaian Vaksinasi dan Kesiapan Vaksin COVID-19, Minggu (3/1/2020).

Bambang menjelaskan bahwa 3 juta dosis vaksin Sinovac yang telah tiba di Indonesia telah dalam bentuk kemasan dosis tunggal.

Menurutnya, seluruh vaksin disimpan di fasilitas penyimpanan khusus milik Bio Farma dengan suhu sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi vaksinnya, yakni 2-8 derajat Celsius.

“Juga telah dilakukan serangkaian pengujian mutu baik yang dilakukan oleh PT Bio Farma sendiri maupun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, pengujian dilakukan dalam rangka menjaga kualitas dan keamanan produk vaksin agar terjamin mulai dari proses produksinya sampai didistribusikan.

Bambang memastikan vaksin hanya akan digunakan untuk program vaksinasi setelah ada persetujuan penggunaan darurat yang dikeluarkan oleh BPOM.

“Bukan sebagai vaksin untuk uji klinis. Jadi vaksin COVID-19 yang saat ini sudah berada di Bio Farma dan akan digunakan untuk program vaksinasi nantinya, akan menggunakan vaksin yang telah mendapat izin penggunaan dari Badan POM. Sehingga kemasannya pun akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinis,” jelasnya.

Bambang mengatakan bahwa kemasan vaksin uji klinis menggunakan PFS di mana wadah vaksin dan jarum suntik terpisah.

Sedangkan, kata dia, vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi itu dikemas dalam bentuk file single dose atau dosis tunggal.

“Jadi ada perbedaan dan sudah pasti tidak ada penandaan only for clinical trial, karena sudah mendapat izin penggunaan dari Badan POM,” katanya.

Lebih jauh, Bambang juga membantah bahwa vaksin Sinovac mengandung sel vero dari kera hijau Afrika dan beberapa komponen lain yang tidak teruji kehalalannya.

Menurut dia, kabar tersebut sama sekali tidak benar.

“Karena sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus, untuk proses perbanyakan virus, sebagai bahan baku vaksin. Kalau tidak ada media kultur virusnya tentu akan mati dan tidak bisa digunakan untuk pembuatan vaksin,” katanya.

“Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan. Sel vero ini tidak akan ikut atau terbawa sampai dengan proses akhir pembuatan. Dengan demikian pada produk akhir vaksin tidak lagi nanti mengandung sel vero tersebut,” sambungnya. (gr)