Potret24.com, PEKANBARU – PT Wijaya Karya (WIKA) saat ini terus menggesa pengerjaan pembangunan instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Pekanbaru Area Selatan Paket SC-1. Atas dampak yang timbul seperti kemacetan, WIKA mengharapkan kesabaran dan pengertian masyarakat.
Sebab, proyek IPAL yang tengah dikerjakan di sejumlah titik di Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru ini akan memberikan manfaat jangka panjangnya bagi masyarakat. Dimana akan terpenuhinya ketersedian sanitasi yang bersih dan tersedianya sumber air tanah yang layak konsumsi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Pekerjaan ini berlangsung untuk beberapa ruas jalan hingga mencapai target 100 persen. Pekerjaan yang berjalan sejak April 2019 lalu ini sudah melakukan rekondisi/pengembalian jalan untuk beberapa ruas jalan yang sudah dikerjakan,” kata Manager Project PT Wijaya Karya (Wika), Lutfi Bina, Selasa (8/12/2020).
Diakuinya, selama masa pekerjaan, tentu terdapat beberapa kendala pelaksanaannya yang sebabkan beberapa pekerjaan harus mengalami keterlambatan dari target yang direncanakan. Pengaruh yang paling nyata adalah dampak dari pandemi Covid-19.
Dikatakan, pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBN ini, harus mengalami rekomposisi/perubahan anggaran. Awalnya pekerjaan ini dianggarkan hingga Desember tahun 2020, namun kini harus dialihkan hingga anggaran tahun 2021.
“Kami yakin, masyarakat mendukung pekerjaan ini karena manfaatnya ke depan untuk masyarakat juga. Kami mohon dukungan ini terus terjaga, sehingga kami berharap kepada semua kalangan masyarakat, dapat bersabar hingga penyelesaian proyek ini dapat berjalan dengan lancar sesuai target,” harap Lutfi.
Untuk proses pembangunan jaringan perpipaan air limbah di Kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Sukajadi, saat ini pekerjaan pada tahap pemasangan pipa di bawah tanah pada kedalaman 3-9 meter, sehingga diperlukan penggalian tanah pada ruas jalan yang berdampak pada aktivitas lalu lintas. Namun untuk meminimalisir terjadinya kemacetan di lokasi proyek, pihak kontraktor sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk dilakukan rekayasa lalu lintas.
“Kita sudah sampaikan ke pihak berkompeten, terkait rekayasa lalu lintas dan saat ini mulai diterapkan. Selama proses penggalian dilakukan, sebagian badan jalan ditutup akses sebagai ruang kerja kontraktor. Ini kita lakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas,” tambah Azwar Anas selaku Kasie Engineering PT WIKA.
Rekayasa lalu lintas yang diterapkan mulai pengalihan lalu lintas, seperti pengalihan lalu lintas di Jalan Ahmad Dahlan simpang Jalan Durian. Selain itu, di beberapa titik juga terdapat petugas lalu lintas, yang bertugas mengarahkan pengendara agar tidak terjadi penumpukan kemacetan di titik area lokasi pekerjaan IPAL Pekanbaru.
Ada juga petugas lalu lintas di Jalan Ahmad Dahlan (depan markas Brimob), serta pelebaran akses di sisi badan jalan dengan plat baja.
Selain itu, dilakukan pemasangan plat baja sebagai pelebaran akses sehingga tetap tersedia akses yang cukup bagi lalu lintas.
“Keselamatan pengendara pun juga menjadi salah satu konsen selama masa pembangunan IPAL Pekanbaru ini, ” tambahnya.
Sebagai contoh, di lokasi pekerjaan pada pagar pengaman dipasang lampu penerangan, untuk memberikan tanda kepada pengendara lalu lintas di malam hari lokasi pekerjaan IPAL Pekanbaru.
“Ini bentuk penerapan K3L,sehingga tidak terjadi kecelakaan lalu lintas,” timpal Manager K3L Reza Dwiki.
Terkait curah hujan tinggi yang diprediksi hingga akhir tahun ini merupakan tantangan tersendiri pihak kontraktor. Di samping tetap bekerja, harus tetap berupaya akses masyarakat tidak terganggu, dengan adanya longsor tanah hasil galian yang belum diaspal ataupun jika ada genangan air.
Karena saluran tersumbat sesegera mungkin, tim sapu jagad yang disiapkan pihak Kontraktor SC-1, siap untuk membantu mengatasinya. Begitu juga pada saat cuaca terik, potensi debu yang banyak, dilakukan penyiraman secara periodik.
“Ini merupakan bentuk upaya tanggung jawab kontraktor, untuk meminimalkan terganggunya kenyamanan masayarakat sekitar lokasi pekerjaan,” tuturnya.
Diketahui, kegiatan ini merupakan program dari Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Sistem PLP Provinsi Riau Direktorat Jendral Cipta Karya melalui Program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) Kota Pekanbaru, atau dengan kata lain Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T).
Pekerjaan ini merupakan sistem pengolahan air limbah domestik, dari rumah-rumah warga secara kolektif (jaringan perpipaan), ke sub sistem pengolahan terpusat (IPAL), untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaan (sungai).
Fokus utama program pembangunan ini, mendukung program pemerintah Kota Pekanbaru, dalam rangka mengurangi pencemaran air tanah dari limbah domestik, yang semakin mengkhawatirkan. Ini seiring dengan bertambahnya pemukiman penduduk di Kota Pekanbaru.
Proyek IPAL ini merupakan program pemerintah pusat, dari Kementerian PUPR. Proyek ini juga merupakan program Sustainable Development Goals (SDGs).
IPAL yang sedang dibangun di Kota Pekanbaru saat ini dipegang oleh dua kontraktor pembangunan yakni PT Hutama Karya (HK) dan PT Wijaya Karya (WiKa). Pembangunan IPAL di Pekanbaru mrupakan proyek percontohan nasional. Ada empat kota yang mendapat proyek percontohan itu, antara lain, Pekanbaru, Palembang, Makassar, dan Jambi. (gr)