Potret24.com, Batam – Ratusan warga Kelurahan Tanjung Piayu Kecamatan Sei Beduk Rt 03 /Rw 07 Kapling Lama Sungai Daun berunjuk rasa di pinggir ruas jalan pintu masuk Dum Duriangkang. Aksi demo tersebut berlangsung sekitar pukul 11:00 WIB.
Mereka meminta instansi pemerintah khusus nya Dinas Air sebagai pengelola dan Ditpam (Direktorat Pengamanan) Kota Batam untuk kembali membuka akses pintu Dum tersebut.
Pasalnya, Dam Duri Angkang yang konon kabar nya semula menjadi akses mata pencaharian warga setempat, hari ini ditutup Instansi terkait. Sehingga berdampak warga tak dapat mencari nafkah.
Dalam aksi tersebut tampak beberapa warga memegang spanduk yang bertuliskan “Buka pintu dum duri angkang, kami mau cari makan”.
Salah satu nelayan, Muji di lokasi, Rabu (23/12/2020 ), mengatakan bahwa dengan ditutupnya pintu Dam Duri Angkang, masyarakat kehilangan mata pencaharian.
“Kami semua nelayan bergantung dengan danau ini. Tempat inilah kami mencari makan. Akibat akses ini sudah di tutup, keuangan kami pun mati, alhasil warga tidak bisa bayar uang sewa rumah, beli susu anak,” ucapnya kepada wartawan.
Tak hanya itu, Muji beranggapan lokasi yang di tutup baru dua hari ini ,masyarakat mengalami dampak yang begitu besar.
Konsekuensinya perekonomian saat ini morat marit.
“Kami warga menangkap ikan hari ini dan untuk beli beras hari ini juga, Alasan perintah kami belum jelas kenapa mendadak ditutup,”terangnya lagi.
Ditambahkannya, masyarakat di sini tak ada yang merusak hutan.itu asli kami menangkap ikan untuk di jual.
“Tidak ada neko neko. saya di sini mencari ikan dari tahun 1998 dan sekarang sudah 20 tahun lebih. Selama ini tidak ada himbauan dari pemerintah. Tiba-tiba saja tahun ini ada larangan,” katanya menambahkan.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPD Kepri Yayasan Advokasi Lembaga Perlindungan Konsumen (YALPK) Paridah Sembiring.
Pihaknya sangat menyayangkan akan kebijakan yang dinilainya sangat semena-mena tersebut.
Sebelumnya warga sudah melayangkan surat di bulan Agustus ke pemerintah namun belum mendapat kepastian yang jelas.
Sebagai bentuk solidaritas, pihak nya meminta penjelasan dan kebijakan terhadap pemerintah atas terbit nya surat yang sudah di lampirkan warga terhitung di awal bulan agustus.
“Untuk memastikan penjelasan dari pemerintah ,kita ke depan nya akan menyurati instansi terkait akan hal ini,apalagi di tambah pandemi,mau makan apa mereka kalau ini di tutup,” pintahnya.
Terkait hal ini, Gufron selaku Camat Sei Beduk beranggapan bahwa pihak nya belum mendapat kan laporan dari warga yang melakukan orasi.
“Tidak ada pemberitahuan dari warga terkhusus nya pihak terkait, apalagi saya tidak ada di lokasi,” kata nya melalui pesan singkat Wa. (iwan)