Potret24.com, PEKANBARU – Razia rutin yang digelar Satpol PP Kota Pekanbaru bisa dikatakan tidak menghasilkan apa-apa. Terbukti sejumlah PSK tetap saja beroperasi dengan santainya di Kota Pekanbaru.
Sejumlah hotel yang marak dihuni PSK terpantau termasuk sejumlah hotel berbintang di Kota Pekanbaru.
“PSK di Kota Pekanbaru sudah merambah hotel-hotel berbintang di Kota Pekanbaru. Mereka beroperasi dengan santainya tanpa sedikitpun takut aktivitasnya terpantau aparat hukum,” kata H Mulyadi, seorang warga Jalan Ahmad Yani kepada potret24.com, Minggu (27/12/2020).
Menurutnya tingkat hunian hotel-hotel di Kota Pekanbaru termasuk hotel kelas berbintang mayoritas diisi para PSK yang bekerja independen ataupun melalui manajemen.
Bahkan sebagian di antaranya diketahui pihak pengelola hotel dan manajemen para PSK.
“Kota Pekanbaru sudah bisa dikatakan kotanya para PSK. Mereka bebas beraktivitas tanpa ada rasa takut. Sepertinya ada pihak-pihak yang melindungi aktivitas mereka. Satpol PP Pekanbaru bisa dikatakan tidak bernyali,” katanya menambahkan.
Bahkan tambahnya lagi ada hotel berbintang di Kota Pekanbaru yang mayoritas isinya para PSK.
“Pernah saya menginap bersama keluarga di sebuah hotel berbintang di pusat Kota Pekanbaru. Saya perhatikan ketika sarapan pagi, terlalu banyak para PSK yang berkeliaran. Ini sudah kelewatan dan harus segera ditindak tegas,” katanya menambahkan.
Dirinya menilai Pemko Pekanbaru telah sangat keliru dengan membiarkan aktivitas prostitusi tersebut marak di hotel-hotel berbintang.
Karena efeknya sangat terasa.
“Saya saja jadi enggan mengajak keluarga menginap lagi di hotel. Hotel-hotel di Pekanbaru sudah dijadikan pusat aktivitas prostitusi. Mereka sangat bebas tanpa ada pengawasan dari pihak-pihak terkait,” katanya menambahkan.
Ketika ditanyakan lebih lanjut seperti apa bentuk kerjasamanya antara para PSK dengan manajemen hotel, H Mulyadi mengaku tidak tahu secara pasti.
“Setahu saya, para PSK itu punya manajemen sendiri. Mereka ngetem di sebuah kamar. Ketika ada pesanan, pelanggan disuruh transfer sejumlah uang untuk membuka kamar. Setelah ditransfer, PSK kemudian menunggu tamunya di kamar tersebut,” katanya lagi.
Sementara ketika dikatakan, Satpol PP telah rutin melakukan razia di sejumlah hotel terkait indikasi adanya praktek prostitusi, Mulyadi hanya tersenyum manis.
“Razia itu harus serius dengan upaya penindakan ataupun sanksi. Jika hotel kedapatan menyediakan paket prostitusi, izin hotelnya langsung dicabut. Itu baru benar. Bukan razia hanya sekedar menaikkan setoran,” katanya menambahkan.
Sementara sejumlah pejabat Kota Pekanbaru memilih bungkam terkait indikasi hotel berbintang dijadikan base camp para PSK di Kota Pekanbaru. (gr)