Potret24.com, Pekanbaru – Target Golkar yang menargetkan setidaknya enam kemenangan di Pilkada serentak tahun ini meleset. Dalam hitung cepat yang dirangkum dari pilkada2020.kpu.go.id terlihat Golkar hanya memenangkan maksimal tiga daerah.
Pengamat Politik Riau, Aidil Haris menilai hal ini karena mesin politik partai Golkar tidak berjalan baik selama Pilkada.
“Mesin politiknya tidak jalan, ini kan butuh arahan, tidak bisa dijalankan secara parsial. kalau tidak dikoordinir secara baik mesin itu akan liar. Ini tamparan buruk bagi pak Syamsuar sebagai pimpinan DPD I Golkar,” ujar Aidil Kamis, 10 Desember 2020.
Reputasi partai Golkar sebagai partai pemenang Pileg Riau 2019 dan dikomandoi Gubernur Riau ternyata tidak berdampak di Pilkada serentak kali ini.
“Yang jelas mesin partai ga jalan, kita tidak tau dimana kenanya, yang jelas ini karena koordinasi yang tak putus (tidak selesai),” ujar Aidil
Menurutnya ini menjadi catatan bagi partai Golkar yang selama ini sangat pragmatis dalam kontestasi.
“Kita lihat pak Syam, kemarin juga tidak didukung Golkar kan. Golkar mendukung Andi Rahman. Sekarang Nazaruddin, wakil Zukri di Pelalawan juga tidak didukung, apa kurangnya? Pernah jadi ketua DPRD Pelalawan,”
Menurutnya ada sejumlah variabel yang menyebabkan Golkar tidak maksimal di Pilkada kali ini, namun mesin partai dan koalisi yang tidak maksimal adalah sebab utamanya.
Sementara itu pengamat politik asal Pekanbaru, DR Iskandar Halim menilai kekalahan Golkar di sejumlah Pilkada 2020 akibat terlalu memaksakan diri.
“Seperti di Kabupaten Siak, semestinya Golkar ikut mendukung Alfedri yang notabene suksesor Syamsuar. Sedangkan di Rohul mestinya mendukung Hafit Syukri dan Erizal. Jangan paksakan diri mencari calon lain yang dipastikan tidak terlalu dikenal masyarakat,” katanya menambahkan.
Pihaknya berharap Syamsuar selaku Ketua Golkar Riau melakukan evaluasi menyeluruh terkait hasil di Pilkada Serentak 2020. (gr)