Potret24.com, Batam – Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Pulau Batam naik 152 juta dolar Amerika Serikat pada Triwulan III 2020. Ini merupakan kabar menggembirakan bagi perekonomian di kota industri tersebut.
Kenaikan nilai investasi ini menunjukkan kalau Batam masih seksi sebagai daerah tujuan investasi.
Pada triwulan sebelumnya, investasi PMA di Batam sempat lesu terkena hantaman pandemi Covid-19.
Badan Pengusahaan (BP) Batam, melalui Direktorat Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal, mencatat total realisasi investasi PMA dari Triwulan I hingga Triwulan III tahun 2020 mencapai 389 juta dolar Amerika Serikat (USD) dengan total 1.231 proyek.
“Nilai investasi PMA di Batam sempat mengalami penurunan di Triwulan II akibat pandemi Covid-19 yang sempat melemahkan beberapa sektor ekonomi di Kota Batam,” kata Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal BP Batam, Harlas Buana kepada barakata.id, Selasa (29/11/20).
Ia menyebutkan, kenaikan nilai investasi PMA di Batam tercatat di Pusat Data dan Informasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.
Harlas Buana optimistis iklim investasi di Batam bisa kembali pulih seperti masa sebelum pandemi.
Ia mengatakan, berdasarkan data BKPM RI, jumlah investasi PMA di Batam tahun 2020, pada Triwulan II sebesar USD 118 juta. Sedangkan untuk Triwulan III naik menjadi USD 270 juta.
Harlas Buana berharap, realisasi investasi ini mampu meningkatkan gairah investasi PMA di Batam.
Dengan demikian tingkat penyerapan tenaga kerja di Batam meskipun masih dalam pandemi Covid-19 tetap terjaga.
Dari data sang ada, sektor Industri Mesin dan Elektronik menjadi penyumbang utama pada realisasi investasi tahun ini, dengan total 223 proyek dengan nilai investasi USD 259 juta.
Disusul sektor Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain dan sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran.
Untuk negara penyumbang nilai investasi terbesar, BP Batam mencatat hingga Triwulan III 2020, Luxembourg merupakan negara tertinggi yang menanamkan investasinya. Negara itu menyumbang sebesar USD 140 juta dengan 5 proyek.
Sedangkan berdasarkan jumlah proyek per negara (lima besar), hingga Triwulan III, Singapura masih merupakan negara terbanyak dengan total 625 proyek dan nilai investasi USD 132 juta.
Disusul Malaysia dengan 113 proyek dengan nilai investasi sebesar USD 12.201,5 juta.
Kemudian, RRT (Tiongkok) dengan 84 proyek dan nilai investasi sebesar USD 21.414,6 juta. Taiwan dan Jepang, masing-masing USD 13.057,2 juta dan USD 10.270,9 juta.
Lalu Australia sebanyak 40 proyek dengan nilai investasi USD 16.790,3 juta.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, beberapa waktu lalu menyampaikan, meski terkendala pandemi Covid-19,
Batam masih menjadi salah satu destinasi yang menarik untuk negara luar menanamkan modalnya.
Menurut Rudi, hal itu menandakan optimisme para penanam modal terhadap iklim investasi di Batam. (gr)