Potret24.com, PEKANBARU – Perkembangan teknologi saat ini rasanya sangat patut untuk diwaspadai. Pasalnya, prostitusi online via aplikasi di Kota Pekanbaru semakin marak dan tidak terkendali.
Maraknya penjaja kenikmatan ini, mulai meresahkan. Tak sedikit, para pembaca potret24.com menyampaikan terkait jual beli kenikmatan berlabel BO alias Booking Online.
“Mereka ini menjajakan diri lewat aplikasi MiChat. Mohon dipantau,” pesan warganet, Isa Achmad, Rabu (18/11/2020).
Dari informasi yang di rangkum, ternyata para PSK ini menyebar di losmen, wisma hingga kost-kostan. Kemudian yang mengejutkan, tak hanya hotel melati, mereka juga menyebar di hotel berbintang.
Penelusuran tim redaksi lewat aplikasi ini, terdapat puluhan akun menyediakan layanan esek-esek. Mereka semakin aktif, ketika malam hingga dinihari.
“Halo jg syg mau bo skrg,” balas salah satu akun saat disapa.
Tarif prostitusi online via aplikasi di Pekanbaru ini bervariasi.
Dari angka Rp 200 ribu, hingga Rp 700 ribu untuk kencan singkat, atau Short Time (ST). Sedangkan Long Time (LT) mencapai jutaan rupiah.
Tarif ini nampaknya menyesuaikan usia, wajah dan tentunya layanan. Semakin berumur, tarif semakin turun.
Sebut saja Bunga, Ia bertarif Rp 600 ribu sekali kencan. Wanita muda berumur sekitar 17-18 tahun ini membuka layanan di salah satu kamar disebuah hotel berbintang di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru.
“Naik lh lantai 4,” balasan salah satu percakapan tersebut.
Perempuan muda itu, sepertinya sudah lama menempati ruangan tersebut. Ini terlihat dengan tumpukan baju tersusun rapi di meja dekat kamar mandi.
“Kami bertigo bang,” jelas Bunga pada pakaian itu.
Bunga ternyata putus sekolah. Ia dari keluarga pendatang, dan sedari kecil sudah berdomisili di Kota Pekanbaru.
Yang mengejutkan, ternyata bukan masalah ekonomi menjadi alasannya terpaksa menjual diri. Ia mengaku, masih memiliki ayah dan ibu dengan ekonomi yang cukup mapan.
Perempuan muda itu minta pula, jangan meneleponnya. Cukup lewat pesan saja.
“Nanti ayah curiga. Habis aku,” katanya.
Alasan Bunga itu, juga demi sang pacar. Ia takut kalau kekasihnya tau, dirinya menjajakan diri.
Bersama dua rekannya, Bunga menyewa kamar hotel di kawasan pertokoan di pusat Kota Pekanbaru. Mereka kemudian bergantian menggunakan kamar sesuai orderan yang masuk.
Selain tidak ada perantara, bisnis mesum ini langsung menghubungkan penjual dan pembeli. Bunga hanya membayar kamar, tanpa membayar perantara atau mami.
Penelusuran awak media, memesan layanan ini tak terlalu repot. Deal harga, lelaki hidung belang tinggal mendatangi hotel tanpa proses atau perantara lain. (red)