Potret Internasional

Sri Mulyani Efek Covid ke Ekonomi, Brutal, Tak Pandang Bulu

7
×

Sri Mulyani Efek Covid ke Ekonomi, Brutal, Tak Pandang Bulu

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai COVID-19 sangat brutal terhadap perekonomian dunia. Efek negatif merebaknya virus Corona ini dialami hampir seluruh negara, tak peduli negara maju atau negara berkembang.

“Betapa sangat dalam dan brutalnya COVID mempengaruhi seluruh perekonomian di dunia, tidak memandang bulu, negara maju, negara barat, negara timur, negara berkembang, negara yang low income atau high income semuanya terkena,” kata dia dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Senin (19/10/2020).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan data-data yang membuktikan kebrutalan COVID-19.

Misalnya, negara-negara Eropa semuanya mengalami kontraksi ekonomi, bahkan ada yang di atas 20% pada kuartal kedua.

“Mungkin paling kecil seperti Italia di 17,9%, atau Jerman di 11,7%. Tapi kita lihat Spanyol di 21,1%, dan juga Inggris yang mengalami kontraksi di 21,7%,” sebutnya.

Bahkan beberapa negara di Eropa kemungkinan masih akan mengalami kontraksi di kuartal ketiga, seperti Spanyol di atas 12%, Inggris di atas 10%. Lalu Prancis yang mengalami kontraksi 19% pada kuartal kedua, diproyeksi kembali kontraksi di kuartal ketiga di atas 9%, yaitu 9,5%.

“Negara emerging lain seperti Meksiko yang mengalami kontraksi 18% atau bahkan mendekati 19% kuartal kedua, kuartal ketiganya juga masih akan berkontraksi di 11,5%,” sebutnya

India, tidak kalah parah, yang pada kuartal kedua mengalami kontraksi di atas 23%, diperkirakan masih akan mengalami kontraksi 6,6%. Bahkan menurut proyeksi IMF, India akan kontraksi di atas 10% sepanjang tahun ini.

Negara-negara tetangga juga mengalami kontraksi yang dalam dan kemungkinan masih berlanjut.

“Malaysia dari 17,1% kontraksi kuartal kedua, kuartal ketiganya proyeksinya (terkontraksi) 4,5%. Untuk Filipina 16,5% kontraksinya di kuartal kedua, kemungkinan akan kontraksi di kuartal ketiga 6,3%. Thailand yang mengalami kontraksi kuartal kedua 12,2%, kuartal ketiganya masih akan menghadapi kontraksi 9,3%,” ujarnya.

Indonesia pun sama, yang pada kuartal kedua terkontraksi 5,32%, pada kuartal ketiga diproyeksikan Kementerian Keuangan akan kembali kontraksi antara minus 1% hingga minus 2,9%.

“Kita lihat di dalam perspektif antara negara-negara baik menggunakan G20, atau negara-negara yang emerging, kita relatif dalam situasi yang cukup baik meskipun ini tentu tidak membuat kita terlena. Kita tetap berusaha untuk mengembalikan perekonomian kita kepada zona positif,” tambahnya. (gr)