Potret Peristiwa

Masyarakat di Solok Sumbar Habiskan Hingga 5 Miliar Untuk Beli Rokok

4
×

Masyarakat di Solok Sumbar Habiskan Hingga 5 Miliar Untuk Beli Rokok

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, SAWAHLUNTO – Hanya untuk membeli rokok, masyarakat di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menghabiskan duit Rp.5 Milyar. Meskipun Pemerintah Kota Sawahlunto sudah membuat Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR) pada tahun 2014.

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta di Padang, pada Rabu (7/10/2020) pada webinar “Menagih Komitmen Pemerintah Pusat Melarang Iklan Rokok” yang diselenggarakan Alinea Forum.

“Sawahlunto hanya kota kecil, penduduknya 60 ribu jiwa tapi angka pembelian rokok luar biasa dan jelas ini bukan belanja yang sehat sehingga kami membuat regulasi untuk pelarangan iklan rokok,” katanya dikutip dari Antara.

Deri juga ,mengungkapkan Pemerintah Kota Sawahlunto membuat Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR) pada 2014 karena pihaknya menyadari harus ada regulasi meminimalkan perkembangan iklan rokok.

“Kemudian selain perda, kami juga melarang iklan rokok karena berdasarkan temuan yang ada iklan mempengaruhi masyarakat dan anak-anak untuk merokok,” katanya.

Pihaknya membuat Perwako Nomor 70 tahun 2019 tentang Larangan Reklame Rokok di Kota Sawahlunto.

Dengan regulasi tersebut pihaknya mendapatkan penghargaan sebagai kota yang peduli terhadap anak tingkat nindya dari pemerintah pusat.

Ia mengakui dalam membuat regulasi tersebut ada yang setuju dan tidak setuju.

“Namun setelah dikomunikasikan dengan baik akhirnya dapat dipahami warga seperti pemilik warung yang memasang reklame rokok,” ujarnya.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan regulasi soal pelarangan iklan rokok pihaknya bekerja sama dengan banyak pihak.

“Dengan demikian pengawasan perda bisa maksimal,” katanya.

Terkait dengan adanya pendapatan daerah yang berkurang karena tidak ada iklan rokok, ia menilai ini bukan sebatas materi saja karena generasi muda yang terpapar dari rokok nilainya tak bisa dihitung dengan uang kerugiannya.

Diharapkan dengan adanya perda dan perwako angka pembelian rokok bisa berkurang dan tidak ada lagi yang menjual rokok kepada anak di bawah umur, demikian Deri Asta. (gr)