Potret Peristiwa

Benarkan Ucapan Moeldoko, Keluarga Pasien Covid-19 Meninggal di Pekanbaru Riau Buka Data

3
×

Benarkan Ucapan Moeldoko, Keluarga Pasien Covid-19 Meninggal di Pekanbaru Riau Buka Data

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko baru-baru ini jadi kontroversi hingga diserang para dokter gara-gara ucapannya.

Moeldoko menuding banyak tenaga medis di rumah sakit yang sengaja menambah-nambah jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 dengan pasien non-Covid demi mengeruk keuntungan.

Walaupun banyak dokter yang tak terima dengan pernyataan tersebut, keluarga pasien terduga Covid-19 dari Pekanbaru, Riau membenarkannya dengan data.

Wince Oktavia, putri dari pasien terduga Covid-19 menuturkan bagaimana hal itu bisa terjadi di Pekanbaru.

Semua berawal dari pingsannya sang ibu, kemudian dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah menjalani pemeriksaan Covid-19, paru-parunya masih bagus sehingga dirawat di bangsal umum.

Setelah itu, setelah diadakan pemeriksaan, ternyata Hb (Haemoglobin) ibu saya rendah,” tuturnya dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

“Nah, pingsan itu karena Hb-nya rendah. Dokter berkesimpulan harus transfusi darah,” imbuhnya.

Usai transfusi, tidak ada perubahan sehingga dokter memvonis gagal ginjal. Pasien selanjutnya dicuci darah namun gagal karena sudah membeku.

Hal tersebut mempengaruhi sejumlah organ lain, termasuk paru-paru. Dokter pun menemukan penyumbatan dan bercak-bercak sehingga pasien harus diisolasi karena diduga terpapar Covid-19.

Singkat cerita, ibunda Wince kembali dicuci darah dan mengalami koma hingga menghembuskan napas terakhir pada Senin 28 September 2020 malam.

Hasil tes swab pertama dan kedua ternyata negatif Covid-19. Sayang, pasien keburu dimakamkan dengan prosedur Covid-19 karena terlalu lama menunggu hasil tes.

Anehnya, pada Rabu 30 September 2020, beredar kabar di media sosial dan media massa bahwa ibunda Wince positif Covid-19.

Adik ipar Wince, Zulkardi mengungkap data dan bukti-bukti yang didapatkannya terkait persoalan ini.

Pertama kali mendengar berita tersebut, Zulkardi langsung mendatangi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

Benar saja, nama ibunda Wince masuk data pasien positif Covid-19 yang dikeluarkan Rumah Sakit Ibnu Sina.

Saat dikonfirmasi ke pihak RS, malah saling melempar tanggung jawab. Data yang dicatat pun salah. Ibunda Wince sebut meninggal pada Rabu 30 September 2020 dan dimakamkan pada hari yang sama.

Penggali kubur pun mengakui bahwa data yang dilaporkan oleh Dinkes Kota Pekanbaru tidak benar.

Setelah diakui RS, keluarga meminta pemindahan makam ibunda Wince namun malah diulur-ulur hingga tidak jadi.

“Jadi, besar harapan saya, permasalahan di Riau ini diungkap ke permukaan agar apa yang disampaikan pak Moeldoko, kalau menurut saya benar karena saya ada data,” pungkas Zulkardi.(pr)