Potret Riau

Anggaran Covid Rp474 M Habis Seiring Satu Persatu Warga Riau Meninggal

3
×

Anggaran Covid Rp474 M Habis Seiring Satu Persatu Warga Riau Meninggal

Sebarkan artikel ini
Ade Hartati

Potret24.com, PEKANBARU – Tingginya angka kematian diduga terinfeksi virus Covid-19 menimbulkan spekulasi bahwa Pemerintah tidak mampu melindungi rakyatnya.

Hal ini disampaikan Anggota DPRD Provinsi Riau, Ade Hartati, mengungkapkan hingga kini anggaran yang direalokasikan sebesar Rp 474 Milyar dalam APBD Riau tak berarti apa-apa.

Pasalnya kata Ade, sejak bulan Maret petugas mengatasi wabah Covid-19, hingga September ternyata anggaran yang digelontorkan dinilai tak berarti. Sementara nyawa warga terus melayang akibat tingginya penyebaran virus Covid-19.

“Sudah 7 bulan berjalan baru digunakan tidak lebih dari 50 persen, dan masih menyisakan anggaran hampir Rp200 milyar. Andai kata Pemprov Riau memiliki proyeksi kebutuhan yang benar, maka kasus penyebaran Covid-19 tidak mungkin tidak bisa dikendalikan seperti saat ini, ” ungkap Ade Hartati, Sabtu, (19/9/2020)

Berarti lanjut politisi perempuan dari Partai Amanat Nasional (PAN) Riau ini mengatakan, tingginya angka kematian dinilai tidak ada langkah antisipasi pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa bulan lalu.

Selain itu, kata Ade, tidak ada proyeksi ke depan yang harusnya dilakukan Pemprov Riau agar penyebaran Covid-19 terputus.

Padahal diungkapkan Ade, dalam realokasi anggaran senilai Rp.474 M itu, terdiri dari bantuan untuk 6 Kabupaten/Kota yang melakukan PSBB beberapa bulan yang lalu.

Pertama untuk pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) Rp54 M terdiri dari masker, Alat Pelindung Diri (APD) dan extra puding atau vitamin dan makan bergizi.

Kemudian Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa, masing-masing per desa Rp. 100 juta total Rp159 Milyar.

Bankeu Kelurahan Rp28 M, masing-masing Rp 100 juta per kelurahan. Bankeu Kecamatan Rp16 M, masing-masing Rp 100 juta per kecamatan. Bantuan Rp191 M untuk keluarga terdampak.

Hal itu disampaikan Ade Hartati sehubungan kondisi yang dialami mertua dari adiknya meninggal dunia pada, Kamis, 17, September 2020, lantaran didiagnosa PDP Covid-19.

“Almarhumah tidak mendapatkan fasilitas kesehatan Covid-19 dari sore kemarin (Rabu 16 September 2020). Almarhumah hanya ditempatkan di IGD yang dikhususkan bagi pasien dengan diagnosa Covid. Kemudian siang tadi (Kamis (17/9) baru mendapatkan ruang isolasi tanpa fasilitas yang seharusnya diperuntukan bagi pasien Covid-19. Pemerintah berdalih ruang isolasi dan fasilitasnya penuh, sementara anggaran BTT masih sangat besar, andai dibelikan alat tersebut, berapa nyawa bisa tertolong ” beber Ade Hartati.

Ditegaskan Ade, dirinya mendesak Pemprov Riau agar mempersiapkan secara baik seluruh hal yang dibutuhkan di tengah pendemi ini. Karena ungkap Ade, sejak Kamis (17/9) saja ada 9 orang meninggal di Pekanbaru dengan diagnosa Covid-19.

“Masihkah kita hanya menjadi pendengar dan penonton yang baik ?” tegas Ade. (ggs)