Potret Peristiwa

Paha Mulus Rahayu Saraswati Dihebohkan Politikus Demokrat

4
×

Paha Mulus Rahayu Saraswati Dihebohkan Politikus Demokrat

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, TANGERANG – Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tampak geram terkait cuitan pelecehan seksual yang diunggah politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana.

Bahkan, akibat unggahan tersebut, Said Didu juga bereaksi dengan jawaban yang dianggap sebagai pelecehan seksual.

Dugaan pelecehaan dari cuitan itu diduga dialamatkan kepada Rahayu Saraswati, keponakan Prabowo Subianto.
Hal itu bermula dari cuitan Panca yang diduga menyinggung martabat perempuan.

“Huzzz – no pict hoax,” jawab mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu.

Cuitan tersebut kemudian menjadi heboh dan pengguna media sosial menghubungkannya ke ranah politik.
Seperti diketahui, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan pada Pilkada Serentak 2020.

Keponakan Prabowo Subianto itu mendampingi Muhammad, yang menjadi calon wali Kota Tangerang Selatan.

Cuitan bernada pornografi tersebut kemudian membuat politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany mengkritik pedas.

Tsamara menyatakan, tanpa malu melecehkan perempuan seperti ini. Lalu merasa suci, merasa bisa menyelamatkan bangsa ini.

“Jangankan menyelamatkan bangsa, menghargai perempuan saja tidak bisa. Alih-alih menilai/mengkritik @RahayuSaraswati dr track record & kinerja, malah sibuk cari cara melecehkan,” tulis @tsamaraDKI.

Lebih lanjut, Tsamara menuturkan, peristiwa ini merupakan contoh nyata jika otak pelaku pelecehan yang bermasalah, bukan korban pelecehannya.

“Mbak Sara sedang nyalon jadi pejabat publik, yang dibahas malah ketubuhannya?,” terang Tsamara Amany.

Atas kritik pedas Tsamara Amany, Rahayu lantas buka suara terkait cuitan Panca itu.

Wakil dari Muhamad di Pilkada Tangerang Selatan mengungkapkan kasus pelecehan tak ada hubungannya dengan afiliasi politik apapun. Siapapun bisa jadi korban dan pelaku.

“Pelecehan tdk ada hubungannya dgn afiliasi politik, beda pilihan politik bukan berarti bisa dilecehkan,” tulisnya di akun Twitternya, Sabtu (05/09/2020).

Calon yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PAN, PSI, dan Hanura ini juga menyebut pelaku pelecehan seksual adalah mereka yang punya jiwa kerdil dan pengecut.

“Atau krn saya perempuan bukan berarti bisa dilecehkan, pelecehan hanya dilakukan oleh mrk yg berjiwa kerdil & pengecut,” tegasnya.

Akibat dugaan pelecehan yang dialamatkan kepadanya, Rahayu Saraswati lantas mendapatkan banyak dukungan pengguna media sosial untuk melawan pelecehan seksual. [Form id=”6″]

Melihat realitas politik yang terjadi, seharusnya perdebatan tidak lagi berkutat pada dinasti politik atau mempersoalkan keturunan siapa yang sedang mencalonkan diri dalam sebuah kompetisi politik.

Demikian pandangan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo saat berbicara dalam diskusi virtual bertajuk “Politik Dinasti untuk Siapa?” yang digelar DPD Vox Point Indonesia Banten, Rabu (19/8/2020).

“Saya bisa memberikan perspektif yang sangat subjektif. Pertama, tentang bagaimana politik dinasti ini bukan hal baru. Di negara-negara lain ini sudah mendarah daging bukan hal asing lagi. Dari mulai keluarga Kennedy, lalu Hillary Clinton di Amerika, yang populer di kalangan milenial itu Justin Trudeau (Kanada), lalu ada Shinzo Abe di Jepang,” ungkap Saraswati menyebut sejumlah nama pemimpin dunia yang berasal dari dinasti politik.

Dalam konteks Pilkada Serentak 2020 yang akan datang, menurutnya lebih penting bagi rakyat untuk menyelidiki dengan teliti rekam jejak si kandidat dan menilai apa motivasinya mencalonkan diri menjadi pemimpin.

“Mohon dilihat dari calon yang diajukan, rekam jejaknya seperti apa? Terus mereka ini maju motifnya apa?” ujar keponakan dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ini. (gr)