Potret24.com, JAKARTA – Sudah sekira 40 hari, seorang perempuan lansia berinisial J (65) tak terlihat di wilayah tempat tinggalnya.
Warga heran, kemana perginya J dan mempertanyakan keberadaannya kepada suami J, M (70).
Saat ditanya warga, M menjawab istrinya pergi keluar dari rumah yang mereka tinggali di Desa Bangodua, Kabupaten Indramayu.
Tak hanya sekali, warga beberapa kali bertanya soal keberadaan J yang bak hilang ditelan bumi.
Namun jawaban yang diberikan M tetap sama, istrinya pergi meninggal rumah.
Kecurigaan warga seketika menguat kala mereka mencium bau tak sedap dari rumah pasangan suami istri tersebut.
Warga lantas mencari sumber bau tak sedap itu yang ternyata dari kamar M dan J sekira pukul 18:30 WIB, Sabtu (5/9/2020).
Di kamar itu, warga melihat hal tak lazim di bawah ranjangnya yakni gundukan tanah.
Untuk mencari tahu apa yang ada di dalam gundukan tanah tersebut, warga langsung menggalinya.
Seketika, warga menghentikan penggalian tersebut kala muncul kaki kanan manusia dari gundukan tanah di bawah ranjang M.
Melihat hal itu, warga langsung melaporkannya kepada pihak berwajib.
[Form id=”6″]Keberadaan J akhirnya terbongkar kala warga menggali gundukan tanah di bawah ranjang atau tempat tidur M.
Rupanya, kaki kanan manusia yang terkubur tersebut milik J.
Sekian lama dicari warga, J sudah sekira 40 hari berada di bawah ranjang suaminya dalam keadaan meninggal dunia.
Bau menyengat yang dicium warga berasal dari jasad J yang terkubur berpuluh-puluh hari.
J diduga telah dibunuh dengan sadis oleh suaminya sendiri dan jasadnya dikubur di bawah ranjang.
Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah pelaku yang membunuh dan mengubur istrinya di bawah tempat tidur kamar mereka di Desa/Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Sabtu (5/9/2020) malam. ((Istimewa))
Kapolres Indramayu, AKBP Suhermanto menduga, M mengalami depresi.
Saat jasad J ditemukan warga, M hanya duduk melamun di kamar tersebut.
“Masyarakat, kepala desa, dan RT menemukan bapak M sedang duduk melamun di kamar tersebut, kata Suhermanto dikutip TribunJakarta.com dari TribunCirebon.
Saat warga mencium bau busuk dari rumah M, warga sempat menggedor pintu rumahnya.
Namun karena M tak kunjung menjawab, warga memutuskan masuk ke dalam lewat jendela.
“Akhirnya setelah masuk,”
“Masyarakat mencari sumber bau tersebut akhirnya ditemukan di bawah kasur tempat tidur, setelah digali warga menemukan kaki korban,” ujarnya.
Polisi pun segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) malam itu dan mengeluarkan mayat korban.
“Kemungkinan karena terduga pelaku sudah tua jadi mayat dikuburnya tidak terlalu dalam,” ujarnya.
Kini jasad J sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang untuk menjalani otopsi.
Sementara M telah diamankan kepolisian untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sampai saat ini, polisi masih berusaha mengungkap kasus kematian J yang diduga dihabisi suaminya.
“Keterangan bapak M ini selalu berubah-rubah tapi tadi pagi saat diwawancarai kembali, korban meninggal karena dicekik oleh pelaku,” ujar Suhermanto.
Sementara berdasarkan keterangan sementara, korban dibunuh dengan cara dicekik.
Saat itu, korban meminta uang kepala terduga pelaku untuk belanja.
Hanya saja, pelaku tidak punya uang.
Karena kesal terduga pelaku langsung mencekik korban hingga pingsan.
Masih dijelaskan Kapolres, terduga pelaku M kemudian pergi meninggalkan rumah selama tiga hari.
Saat kembali, istrinya tersebut ternyata sudah tidak bernyawa dan dalam kondisi membusuk.
Terduga pelaku yang panik melihat kondisi korban lalu berinisiatif menguburnya di dalam kamar.
“Korban diduga meninggal dunia kurang lebih 40 hari berdasarkan hitungan warga,” ucapnya. (gr)