Potret Sumatera SelatanPotret Politik

Belum Jadi Bupati Sudah Zalim, Massa Bayaran Panca – Ardani Cuma Disangu Rp 50 Ribu

4
×

Belum Jadi Bupati Sudah Zalim, Massa Bayaran Panca – Ardani Cuma Disangu Rp 50 Ribu

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Palembang- Hiruk pikuk pendaftaran Panca Mawardi dan Ardani meninggalkan kesan negatif bagi massa bayaran. Mereka protes karena hanya dibayar Rp50 ribu untuk ikut dalam mendampingi Panca dan Ardani mendaftar di KPUD Ogan Ilir, Sabtu (05/09/2020).

“Tak sesuai dengan janji yang disampaikan di awal. Cuma diberi Rp50 ribu. Kepanasan dan kehujanan hari ini. Saro dem,” kata salah seorang pendukung Panca dan Ardani, Firadus dengan penuh rasa kecewa.

Ditambahkannya lagi kalau baju yang dipakainya merupakan baju pinjaman dari ketua kelompok yang mesti dikembalikan.

“Baju dicuci dulu baru besoknya dikembalikan. Saro nyo hidup,” katanya sambil meneteskan air mata.

Bersama kelompoknya dirinya mengaku sangat kecewa atas perlakuan yang tidak adil ini.

“Tak sesuai janji semula yang katanya dibayar Rp100 ribu. Tapi apa dio, ngapusi galo, nyesel aku,” katanya lagi.

Di lain pihak massa bayaran lainnya juga mengeluhkan hal yang sama.

“Pedih hidup ini. Belum lah jadi Bupati sudah bikin saro masyarakat. Kami cuma dibayar Rp50 ribu dan tanpa makan siang lagi,” katanya mengeluh.

Indra mengaku diajak temannya jadi massa bayaran Panca – Ardani saat pendaftaran ke KPUD Ogan Ilir.

“Nyesel aku melu. Cuma dapat Rp50 ribu, badan dah basah galo, perut lapar pulo. Belum lah jadi Bupati sudah menyusahkan masyarakatnya,” katanya menambahkan.

Sementara tokoh masyarakat Ogan Ilir yang berdomisili di Palembang mengaku kecewa atas perlakuan yang diterima massa bayaran yang direkrut Panca Mawardi dan Ardani.

“Berikanlah hak mereka sesuai dengan apa yang mereka terima hari ini. Mereka rela berpanas dan kehujanan demi Panca dan Ardani. Tapi apa yang mereka terima tidak sesuai. Ini artinya zalim terhadap rakyat kecil,” tegas Slamet Harun.

Hingga pukul 16.00 WIB belum ada keterangan resmi dari pihak Panca Mawardi dan Ardani maupun Mawardi Yahya terkait protes massa bayaran tersebut. (gr)[Form id=”6″]