Potret Peristiwa

Takaran SPBU No.14.282.667 Diduga Tak Akur, , Wartawan Protes Malah Diancam dan Diintimidasi

3
×

Takaran SPBU No.14.282.667 Diduga Tak Akur, , Wartawan Protes Malah Diancam dan Diintimidasi

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, PEKANBARU – Kasus intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (25/08/2020) lalu. Seorang jurnalis Jony Manurung mengalami aksi intimidasi dan perlakuan tidak pantas dari manajemen SPBU yang berlokasi di Jalan Hang Tuah, Pekanbaru.

Bahkan jurnalis yang intens mengungkap berbagai ketidakadilan dan perilaku sewenang-wenang ini juga diancam sekuruty dan seorang oknum yang mengaku anggota kepolisian

Kejadian yang di alami jurnalis berawal saat terjadi ketika itu sepada motor merek Honda Beat matik miliknya kehabisan bahan bakar, Selasa sekitar pukul 16.34 WIB.

Dirinya kemudian berhenti di SPBU No 14.282.667 di Jalan Hang Tuah, Kota Pekanbaru. Saat tiba gilirannya, Jony kemudian memberikan uang Rp13.000. agar diisi sesuai pemberiannya. Tapi alangkah kaget dirinya saat mengetahui bensin yang diisi tak sesuai dengan ekspektasinya.

“Saya curiga akan takaran minyak yang terisi di tangki motor saya yang kapasitas tangki itu 2,3 Liter. Dan biasanya kalau diisi Rp13.000 langsung penuh. Tapi ini tidak sama sekali,” katanya lagi.

Tidak ingin tertipu, dirinya kemudian menanyakan kepada petugas pengisian.

“Mas kok takarannya enggak seperti biasa. Saya biasa ngisi Rp13.000 biasanya penuh. Ini kog jauh sekali selisihnya,” katanya lagi.

Tapi kemudian petugas meminta dirinya untuk komplain ke kantor sambil menunjukkan arah kantornya.

Atas saran petugas pengisian BBM, setelah bertemu sekuriti sembari memperkenalkan diri dan menunjukan tanda pengenal wartawan (ID Pers) pihak sekuriti pun masuk ke dalam kantor. Cukup lama sekuriti di dalam ruangan tertutup rapat itu,

“Setibanya sekuriti keluar dan kembali menemui saya yang menunggu di luar lalu sekuriti kembali menyarankan kepada saya agar mengiri Form atas ketidak puasan pelanggan, namun setelah Form saya isi sekuriti sibuk memfoto tanda pengenal Wartawan dan kembali masuk kedalam kantor itu, tak lama berselang sekuriti itu keluar bersama 2 orang Staf yang mengaku sebagai pimpinan langsung menakut-nakuti saya serta mengancam agar pihaknya melaporkan saya ke Polisi sembari mengancam saya,” terang Johny

Ia mengungkapkan, tidak lama kemudian oknum seorang polisi berpangkat Bripka datang mengintrogasi saya sendiri di dalam ruangan kantor SPBU.

Lebih dari 2 jam saya di sekap dan tidak diperbolehkan pergi. Di dalam ruangan mereka melakukan upaya intimidasi.

“Tidak hanya intimidasi dan pengancaman, mereka merampas kunci motor serta menahan motor saya, karena menyarankan meminta agar pihak SPBU melakukan tes ulang literan POM Pengisian sesuai takarannya langsung dari corong pompa pengisian SPBU. itu lakukan oleh sekuriti dan staf di SPBU beserta seorang Polisi yang mengaku sebagai pengamanan setempat dan seorang staf yang mengaku sebagai asisten direktur,” jelasnya. (gr)