Potret24.com, Pekanbaru- Perjudian dengan modus permainan anak-anak mulai marak di Kota Pekanbaru. Praktek perjudian ini dinilai sangat meresahkan warga Pekanbaru karena tidak sesuai dengan karakter masyarakat yang kental dengan Keislamannya.
Apalagi praktek perjudian ini sengaja dikembangkan di tengah kondisi Kota Pekanbaru yang masih berjuang menghadapi wabah Virus Corona.
Pantauan potret24.com di lapangan, perjudian dalam Gelanggang Permainan Anak-Anak sudah lumayan lama beroperasi di Kota Pekanbaru. Seperti yang ditemukan di Jalan Tuanku Tambusai, Kampung Melayu, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru serta di Jalan Riau.
Namun, saat ini aparat penegak hukum belum menelusuri dan mengusut tuntas praktik perjudian bermoduskan Gelanggang Permainan Anak-Anak itu. Sementara aparatur pemerintah yang mengeluarkan izinnya terkesan diam dan tidak peduli.
Seorang pengunjung, yang namanya tidak berkenan dituliskan, mengungkapkan, lokasi perjudian di Jalan Tuanku Tambusai selalu ramai didatangi orang-orang. Dari berbagai usia, tua dan muda serta pria dan wanita.
“Di sini selalu ramai pengunjung, yang datang untuk bermain di arena yang diduga sebagai praktek perjudian berkedok permainan anak-anak. Mayoritas pengunjungnya sudah usia dewasa. Dan ditemani oleh para pelayan wanita berpakaian seksi sebagai pemandu, untuk menukar koin dengan pecahan uang Rp 10 ribu dan Rp 100 ribu,” ungkapnya saat berbincang, Sabtu (01/08/2020).
Dia menegaskan, para pengunjung di tempat itu, sama sekali bukan anak-anak atau keluarga seperti yang sering mereka dengungkan. Melainkan para wanita dan laki-laki dewasa.
“Katanya gelanggang permainnya. Tapi kenyataannya tempat orang-orang berjudi,” tegasnya lagi.
Dari penelusuran wartawan di lokasi, para pemain yang memang tidak langsung menukarkan voucher di tempat permainan atau counter yang terdapat di tempat itu.
Namun mereka menukarkannya ke sebuah warung yang telah ditunjuk, atau juga ke seseorang yang disuruh melakukan transaksi di luar arena permainan.
Letaknya, tidak jauh dari lokasi gelanggang permainan. Orang tersebut bertugas, khusus melayani bagi para pemain yang akan menukarkan voucher miliknya dengan uang tunai.
Seorang yang mengaku petugas keamanan mengatakan, permainan ini telah mendapat persetujuan dari pihak pemerintah maupun pihak keamanan, salah satunya dari Dinas Pariwisata.
“Kok dibiarkan oleh aparat penegak hukum. Permainan anak-anak itu bahkan hingga sampai larut malam masih beroperasi dan ramai pengunjung,” cetusnya.
Menyikapi kondisi tersebut, seorang warga di sekitar lokasi meminta aparatur terkait turun ke lapangan.
“Kondisi ini sudah mengangkangi visi dan misi Kota Pekanbaru yang sering didengungkan Walikota Pekanbaru. Harus segera ditindak dan dilakukan penutupan kalau tidak ingin dikatakan Pemko Pekanbaru tidak berkutik,” tegas Anita dengan lantang. (gr)