Potret Internasional

Perempuan Indonesia di Australia Dituduh Lakukan Penipuan

4
×

Perempuan Indonesia di Australia Dituduh Lakukan Penipuan

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Jakarta – Lembaga pengawas Scamwatch di Australia mengeluarkan data terbaru soal kasus penipuan, termasuk pencurian informasi pribadi yang tahun ini meningkat 55 persen dibandingkan tahun lalu.

Dalam data tersebut terdapat 3.900 laporan penipuan menggunakan kata “coronavirus” dengan kerugian melebihi AU$3,1 juta sejak pandemi COVID-19.

Data tahunan Scamwatch, yang juga bagian dari Komisi Kompetisi dan Konsumer Australia (ACCC), akhir Juni lalu juga menunjukkan penipuan telah menargetkan komunits migran di Australia.

Tindakan penipuan diduga telah terjadi di kalangan komunitas warga Indonesia di Australia, seperti yang disebutkan di salah satu kelompok Facebook komunitas Indonesia di Perth.

“PENGUMUMAN. Buat semua yang pernah bermasalah dengan PUTRY THORNHILL buat pengiriman uang or hal lain tolong lapor ke saya. Anda tidak sendiri,” tulis seorang anggota di grup Facebook tersebut.

“Ada grupnya yang pernah ditipu oleh Putry.”

Nama akun yang disebutkan dalam unggahan tersebut, yakni Putry Thornhill sudah tidak dapat ditemukan lagi akunnya di Facebook, namun sejumlah orang yang berbicara kepada ABC Indonesia mengatakan ia berdomisili di negara bagian New South Wales.

Kepada ABC Indonesia, penulis yang tidak ingin namanya disebutkan mengatakan alasan ia membuat unggahan itu karena ingin membantu temannya yang mengatakan uangnya sempat tidak dikembalikan oleh Putry.

Namun penulis mengatakan setelah unggahan ini muncul, uang tersebut akhirnya dikembalikan oleh pihak yang disebutkan.

Di kolom komentar, terlihat beberapa balasan dari anggota yang menyertakan ‘screenshot’ dugaan percakapan mereka dengan pemegang akun Facebook bernama Putry melalui Facebook Messenger, mulai dari tawaran berbisnis hingga jasa pengiriman uang ke Indonesia tanpa biaya.

ABC Indonesia telah menghubungi Putry untuk meminta klarifikasi soal tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Kepada Hellena Souisa, ia menuliskan tanggapannya melalui pesan tertulis yang diterima, Kamis lalu (20/08).

“Saya ada lawyer dan kalau memang ada yang merasa tertipu tolong hubungi polisi saja. Karena sebagian besar yang saya tahu orang-orang hanya social climbing,” jawab Putri.

“Saya ada beberapa nama saya kasih ke lawyer saya perihal pencemaran nama baik. Thanks.”

ABC Indonesia sudah meminta nomor telepon pengacara bersangkutan namun belum menerima jawaban hingga artikel ini diterbitkan. (gr)