Potret24.com, Tandun- Sejumlah aspirasi disampaikan masyarakat Tapung Raya, Kecamatan Tandun saat kunjungan kerja Bupati Rohul, Sukiman, Selasa (04/08/2020). Seperti permintaan harga TBS di PKS Rohul Sawit Industri disamakan harganya dengan pasokan dari warga luar.
Selain itu juga meminta Bupati Rohul melanjutkan pengaspalan jalan poros desa hingga bisa mengakses lahan pertanian warga serta lokasi pendidikan.
Demikian disampaikan tokoh masyarakar Tapung Jaya, Syarif Kadis dalam sambutannya di acara pembagian BLT-DD Tahap IV. Selain dihadiri Bupati Rohul, tampak juga Ketua TP PKK Rohul Hj Peni Herawati Sukiman, Kadis Kominfo Rohul Drs Yusmar M.Si, Kadis DKPP Rohul Barikun SP, Kadiskes Rohul dr Bambang Triono, Kadis DPMPD Rohul Margono S.Sos M.Si, Camat Tandun, Pj Kades Tapung Jaya Imam Wahyudi serta tokoh masyarakat lainnya.
Dijelaskan Syarif Kadis, Desa Tapung Jaya yang dikenal dengan Desa Satu merupakan Pilar Program Kemitraan dengan perusahaan di lahan perkebunan transmigrasi. Tahun 1997 petani sudah mendapatkan sertifikasi lahan.
Namun ditahun 2012, kata Syarif, masyarakat Tapung Jaya sebagai petani plasma mengalami krisis karena sawit masyarakat masuk kategori pelaksanaan Replanting. Tentunya hal ini berdampak pada perekonomian warga.
Dirinya berharap petani plasma mendapatkan harga TBS yang sesuai dengan standar harga yang dikeluarkan Pemerintah.
“Sedihnya harga TBS di Desa Satu (Desa Tapung Jaya) masih di bawah harga TBS di tempat lainnya. Ironisnya kami warga tempatan yang bertetangga dengan PKS Rohul Sawit Industri memberlakukan perbedaan harga dengan warga daerah lainnya. Tentunya hal ini tidak menguntungkan petani,” kata Syarif lagi.
Menanggapi aspirasi warga Tapung Jaya, Bupati Rohul H. Sukiman mengatakan soal pengaspalan ruas jalan poros desa, sudah direncanakan akan dilaksanakan di Tahun 2020 ini. Tapi akibat situasi Corona, kelanjutan pengerjaan jalan tersebut terpaksa ditunda.
“Ini akibat sumber anggaran dari Pemerintah Pusat untuk daerah di stop, baik DBH dan DAK di stop sesuai PMK tanggal 17 April 2020 lalu,” kata Sukiman lagi.
Namun pihaknya tambah Sukiman lagi, akan mengupayakan kelanjutan proyek tersebut di Tahun 2021 mendatang. Pihaknya berharap masyarakat untuk membantu menjaga ruas jalan yang sudah ada agar tetap dalam keadaan baik.
Terkait perbedaan harga TBS masyarakat, Sukiman mengaku sudah berkomunikasi dengan Plantation Advisor PKS Rohul Sawit Industri TM Nababan. Dan pihaknya sudah meminta PKS untuk menyamakan harga jual TBS tanpa ada perbedaan, sesuai standar harga yang dikeluarkan Pemerintah.
“Tadi saya sudah berbicara dengan pak TM Nababan, untuk meminta menyamakan harga jual TBS masyatakat Tapung Jaya, agar masyarakat kita sejahtera. Jadi kalau tidak terealisasi itu laporkan sama saya, akan saya cek itu kebenarannya,” tegas Sukiman lagi.
Ditambahkannya lagi, sudah sepantasnya harga jual TBS masyarakat disamakan dengan yang lainnya.
Karena selain warga tempatan, Desa Tapung Jaya juga terdampak secara langsung dari PKS tersebut, seperti asap, limbah dan sampahnya.
Sementara itu, Plantation Advisor PKS Rohul Sawit Industri TM Nababan kepada awak media mengatakan perbedaan harga jual TBS dengan warga lain karena ada subsidi Transport.
“Karena orang jauh yang jual di PKS, kita berikan subsidi transport agar bisa memasukkan buahnya sama kita. Jadi kita tidak membeda-bedakan harga orang disini dengan orang lain, kalau orang jauh kita kasih subsidi transport antara Rp 50-Rp 100,” kata TM Nababan menjelaskan. (mc/kominfo)