Potret24.com, Pekanbaru- Ibnu Mas'ud, pengurus aktif Asita Riau dan pemilik Biro Perjalanan Haji dipastikan terjangkit Virus Corona. Ibnu pun merasa" />
Potret Peristiwa

Berbisnis ke Luar Kota Saat Pandemi, Ibnu Mas’ud Positif Covid-19

4
×

Berbisnis ke Luar Kota Saat Pandemi, Ibnu Mas’ud Positif Covid-19

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pekanbaru- Ibnu Mas’ud, pengurus aktif Asita Riau dan pemilik Biro Perjalanan Haji dipastikan terjangkit Virus Corona.

Ibnu pun merasa wajib membagikan kisahnya agar, masyarakat tetap mengedepankan potokol kesehatan saat beraktivitas agar tidak menyesal kemudian.

Wabah penyakit yang disebabkan oleh Corona Virus Disease (COVID-19), bukanlah sebuah konspirasi atau main-main semata saja.

Bismillah, Saya Ibnu Mas’ud Alhamdulillah qhadharallah masih dirawat di RSUD AA akibat terkena wabah covid 19.

Saya ingin berbagi pengalaman bersama saudara saudaraku tentang apa yang saya alami dan apa yg saya rasakan sebelum divonis positif covid 19.

Awal awal munculnya wabah ini, saya percaya penuh bahwa ini wabah berbahaya dan mudah menyebar. Tapi kebiasaan berjalan dan keluar rumah tidak pernah berhenti. Sering diingatkan agar tetap dirumah dan keluar bila perlu saja. Pakai masker dan sesering cuci tangan, adalah sesuatu yang tidak disiplin dilakukan.

Karena badan ini terasa enak enak saja. Kadang untuk hal yang penting, saya penuhi ajakan kawan keluar utk hanya sekedar ngopi atau sarapan. Duduk tanpa jaga jarak yang aman. Tidak pakai masker yg benar. Masker hanya digantung didagu atau dileher.

Bahkan awal Juli saya ke jakarta untuk urusan yang sebenarnya masih bisa ditunda. Saya yakin saja dengan hasil rapid test yang non reaktif. Padahal juga tahu bahwa rapid test hanya tes awal dan hasilnya tidak 100 % akurat.

Akhirnya tanggal 21 Juli 2020 malam, saya merasakan badan kurang enak. Selera makan mulai terganggu. Esoknya saya langsung ke RS untuk minta dirawat. Setelah diperiksa, dokter sampaikan hasilnya saya terkena DBD.

Dengan trombosit yang turun menjadi 109.000. saya yakin bahwa ini DBD. Selama tiga hari DBDnya diobati Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Hari keempat muncul gejala lain. Batuk disertai dahak berdarah.

Tenggorokan terasa kering. Saya minta dokter periksa lagi. Siang itu juga saya di tes swab dan di foto thorax. Setelah itu langsung dipindahkan ke kamar isolasi. Dengan kondisi dan daya tahan tubuh menurun. Makan sudah susah sekali. Minum air terasa tidak manis lagi.

Sambil menunggu hasil tes SWAB saya minta dipindah ke RSUD AA. Dengan pertimbangan tim pencegahan wabah covid19 nya lebih banyak dan lengkap dan punya bangunan khusus untuk pasien covid19.

Alhamdulilah Ahad malam saya dipindah dengan kondisi cukup lumayan menderita dan rasa badan tidak menentu.
i RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, langsung diberikan obat, dan infus. Alhamdulillah senin paginya rasa badan lumayan enak. Walau untuk makan masih hilang selera.

Modal zikir, doa dan baca Alquran jadi penambah semangat dan membuat saya bertambah yakin bahwa ini ujian yang Allah berikan. Alhamdulillah sampai hari ke 13 ini kondisi bertambah baik. Dan sudah empat hari infus tidak dipasang lagi.

Saudaraku, dari kejadian yang saya alami diatas. Saya mulai menyadari bahwa selama ini saya sudah banyak lakukan kesalahan. Abai dan cuai untuk patuhi protab Covid-19. Dan terkadang cenderung meremehkan.

Akibatnya saya sendiri benar-benar mengalaminya. Alhamdulillah rupanya apa yang saya alami masih ringan dibanding beberapa pasien Covid-19 lain, yang juga dirawat digedung yang sama.

Teringat saya dengan nasihat Rasulullah tentang bagaimana seharusnya kita menghadapi wabah mematikan, Rasulullah SAW mengingatkan, “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka, apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi antara yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Hal ini sebagaimana hadis: “Janganlah yang sakit dicampur-baurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dengan demikian, penyebaran wabah penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisir.

Aktivitas inilah yang sekarang dikenal dengan social distance, yakni suatu pembatasan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. (ro/gr)