Infotorial Siak

Begini Perlakuan Terhadap Pasien Positif Covid-19 di Asrama Haji Siak

4
×

Begini Perlakuan Terhadap Pasien Positif Covid-19 di Asrama Haji Siak

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, SIAK – Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di Asrama Haji Kabupaten Siak mendapat perlakuan khusus selama menjalani isolasi di sana.

Asrama Haji itu sendiri dialih fungsikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 oleh Pemkab Siak sebab ruang isolasi di RSUD Tengku Rafian tak cukup menampung jumlah pasien terkonfirmasi positif yang membludak beberapa pekan belakangan.

Penanggungjawab penanganan pasien Covid-19 di Asrama Haji, Liza Faneli mengatakan saat ini jumlah pasien terkonfirmasi positif yang dirawat berjumlah 11 orang. Dirawat oleh petugas medis yang terdiri dari 3 petugas dari Dinas Kesehatan, 4 petugas dari Puskesmas Siak dan 7 relawan Covid-19.

Ia menceritakan aktifitas keseharian para pasien mulai pagi pukul 7.30 WIB mereka dianjurkan senam hingga pukul 9.00 WIB. Instruktur senamnya merupakan perawat yang bertugas di Asrama Haji itu.

“Setelah senam mereka diberi sarapan, minumnya bisa request teh atau kopi,” katanya kepada riaulink.com saat ditemui di lokasi, Selasa (11/8/2020).

Usai sarapan para pasien kembali beristirahat dikamar masing-masing, setiap 1 orang mendapat 1 kamar. Setiap kamar dilengkapi fasilitas dua bed (kasur) dan satu kamar mandi di dalamnya.

“Kami buat peraturan untuk para pasien kalau jam 9.00 sampai jam 4.00 sore tidak boleh menggunakan Air Conditioner (AC). Masing-masing pasien disuruh membuka jendela kamarnya agar sirkulasi udara alami lancar,” ujarnya.

Siang harinya para pasien dicek kesehatannya oleh petugas medis sekaligus diberi makan dan vitamin c. Jika pasien mengalami keluhan sakit maka petugas langsung memberi obat sesuai dengan kebutuhan si pasien.

“Misalkan ada riwayat penyakit lambung dan sebagainya, kami langsung tanggap dengan memeriksa lanjutan dan memberi obat maag kepada pasien. Tentunya kami juga berjaga-jaga melengkapi diri dengan baju hazmat, masker dan sarung tangan saat mengecek kondisi pasien,” kata dia.

Untuk makanan siang hari, petugas medis memberikan nasi bungkus dilengkapi dengan menu tambahan seperti buah-buahan agar membantu menunjang sistem imun di tubuh pasien.

“Kadang-kadang diberi susu sapi murni dalam kemasan, jadi berselang-seling. Agar pola makan pasien terjaga, sehat dan dapat membantu sistem metabolismenya,” jelasnya.

Dalam sehari, pasien diberi jatah makan 3 kali sehari. Selain itu, untuk membantu proses penyembuhan, pasien juga diberi obat dan vitamin c.

“Untuk petugas juga kurang lebih sama, dapat jatah nasi bungkus, buah dan susu setiap harinya,” katanya.

Bagi keluarga pasien yang ingin menjenguk atau mengantar pakaian dan makanan dilarang masuk ke dalam Asrama Haji, pasien pun juga dilarang keluar oleh petugas medis.

“Jadi keluarga atau kerabat yang jenguk hanya sampai di pintu masuk saja, nanti barang atau makanan yang diberi dititipkan ke petugas untuk dibawa ke pasien. Dan semua yang datang wajib pakai masker,” jelasnya.

Dikatakan Liza, stok alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan penanganan Covid-19 di Asrama Haji itu masih cukup untuk beberapa bulan ke depan.

“Kalau persediaan obat-obatan kita dapat jatah dari Gudang Farmasi di Dinas Kesehatan,” katanya.

Ia juga menyebutkan untuk rapid tes dan swab bagi pasien yang sedang dirawat dan diisolasi di Asrama Haji semua biaya telah ditanggung oleh pemerintah Kabupaten Siak.

Lanjut Liza, lamanya pasien yang diisolasi di Asrama Haji itu tergantung dari hasil swab si pasien. Tes swab dilakukan secara berkala sampai hasil swabnya dinyatakan negatif.

“Boleh dipulangkan kalau memang swabnya negatif. Setelah pulang mereka yang sembuh itu juga harus isolasi secara mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari agar memastikan bahwa ia tidak menularkan virus kepada yang lain,” katanya. (inf)