Potret24.com, Palembang- Bagaikan “Jatuh Tertimpa Tangga”. Ungkapan itu yang cocok menggambarkan keadaan yang dihadapi masyarakat Kota Palembang dalam masa pandemi Covid-19. Bagaimana tidak, disaat ekonomi masyarakat sangat lemah, saat ini masyarakat kembali dihimpit biaya yang lain yang tak kalah besar.
Salah seorang wali murid, Akhlan mengungkapkan keluh kesahnya dalam membiayai proses belajar online yang saat ini sedang berjalan. Disamping menyiapkan perangkat penunjang belajar, Ia harus mengeluarkan biaya paket internet.
“Anak saya empat pak, perangkat seperti laptop atau hp harus disiapkan. Biaya pulsa, masyaaalah!, apa tidak ada bantuan dari pemerintah ya pak?. Kalau mereka pegawai, enak lah pak. Apa mereka Tak paham penderitaan?” jelas Ridwan yang berprofesi sebagai pedagang ini.
Sementara Walikota Palembang Harnojoyo belum banyak berkomentar terkait kesulitan sejumlah warganya terkait sistem pembelajaran jarak jauh yang dikembangkan saat ini.
Padahal Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, Sumatra Selatan, kembali memperpanjang proses pembelajaran secara daring bagi siswa TK, SD, dan SMP hingga 30 September 2020.
“Pembelajaran daring di rumah diperpanjang dari 13 Juli hingga 30 September 2020, karena status wilayah Kota Palembang masih berada di zona merah,” kata Kepala Disdik Kota Palembang, Ahmad Zulinto, Jumat beberapa waktu yang lalu.
Zulinto mengatakan dilanjutkannya kebijakan belajar secara daring sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) khusus bagi sekolah yang wilayahnya masih berada di zona kuning, oranye, dan merah.
“Seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah melalui program belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua,” ujarnya.
Zulinto menjelaskan, semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar nantinya disesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19 di setiap sekolah.
“Untuk pengelolaan kelas jarak jauh guru juga dapat membentuk kelas virtual dengan menggunakan aplikasi pembelajaran digital yang menyediakan menu atau pengaturan kelas virtual,” jelas dia.
Menyikapi kondisi yang dihadapi saat ini, sejumlah wali murid meminta kepedulian Pemko Palembang saat ini.
“Tolong sedikit peduli Pak Wali. Jangan bisanya cuma perintah sana, perintah sini. Kasih kami ini solusi bagaimana mengatasi tingginya beban wali murid saat ini,” ujar Ny Hasanah, warga Jalan Mata Merah, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang.
Menurutnya bukan saatnya lagi Pemko Palembang serta Disdik Palembang main perintah saja.
“Masyarakat harus diperhartikan secara menyeluruh. Suruh anak-anak belajar daring via internet. Tapi komputer ataupun smartphonenya mana. Belum lagi paket data yang harus disiapkan. Kalo cuma perintah sana dan sini, saya juga bisa Pak wali!” tegasnya.
Walikota Palembang dan Disdik Palembang semestinya mengerti dengan kondisi masyarakatnya saat ini.
“Ini sudahlah suami saya di PHK, warung makan tidak laku. Tiba-tiba dipaksa beli paket data internet serta smartphone. Uangnya mana Pak,” katanya lagi. (gr)