Potret24.com, Jakarta- Geliat Pilkada di sejumlah daerah di Provinsi Riau Desember 2020 mendatang mulai memanas. Hal itu setelah DPP Partai Golkar memastikan empat pasangan yang dipilihnya maju di perhelatan tersebut.
Mereka antara lain, Rezita Meylani bersama Junaidi Rachmat untuk Kabupaten Inhu dan Adi Sukemi bersama Muhammad Rais untuk Kabupaten Pelalawan. Selanjutnya Arif Fadillah bersama Sujarwo untuk Kabupaten Siak.
Serta yang terakhir Andi Putra bersama Suhardiman Amby untuk kabupaten Kuansing. Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/07/2020) menilai, empat pasangan Bakal Calon Pilkada di sejumlah daerah di Riau ini merupakan figur-figur terbaik dan pilihan.
“Mereka dipilih setelah melalui sejumlah tahapan yang mengkedepankan berbagai aspek. Kita sangat yakin dengan empat pasangan calon tersebut,” katanya lagi.
Sementara itu pengamat politik Indra Kesuma memperkirakan hanya dua dari empat pasangan tersebut akan terpilih secara mulus.
“Saya perkirakan fifty-fifty lah. Rezita Meylani dan Adi Sukemi besar kemungkinan jalannya mulus,” katanya, Minggu (12/07/2020).
Namun dirinya menilai jalannya Andi Putra dan Arif Fadillah sedikit berliku dan berat.
“Keduanya akan berhadapan langsung dengan para incumbent jadi wajar jalannya sedikit sulit dan berliku. Terlebih lagi dua incumbent tersebut yakni Bupati Siak Alfedri dan Bupati Kuansing Mursini dinilai masyarakat cukup bersih dan berhasil dalam memimpin daerahnya,” tegasnya lagi.
Indra menilai kemungkinan Arif Fadillah menang di Pilkada Siak dan Andi Putra di Pilkada Kuansing tergantung kemampuan finansial dirinya dan mesin partainya.
“Bisa menang tapi harus bekerja lebih maksimal. Kalau bisa berdayakan waktu 24 jam hingga 30 jam sehari untuk bertemu masyarakat. Jika mesin partainya tidak bisa hidup secara kontinu, keduanya dipastikan bakal kalah,” katanya lagi.
Dirinya berkaca dari Pilkada Pekanbaru beberapa waktu lalu. Saat itu Firdaus selaku incumbent sudah babak belur dikecam masyarakat terkait berbagai kebijakannya yang dinilai tidak menarik. Mulai penataan sampah dan masalah banjir hingga soal tata kelola keuangan.
Tapi kenyataannya Firdaus tetap saja melanggang di periode kedua.
“Pilkada Pekanbaru beberapa waktu yang lalu bisa dijadikan acuan. Saat itu tiga pasang lawan Firdaus hanya sibuk mengkritik. Tapi mereka lupa menawarkan program baru untuk melakukan pembenahan. Jualannya hanya kelemahan pasangan lain. Tapi mereka lupa menawarkan apa yang terbaik bisa mereka lakukan dan berikan untuk Kota Pekanbaru,” tambahnya lagi.
Ditambahkannya lagi, Andi Putra dan Arif Fadillah harus memutar otak lebih keras dalam masa kampanye mendatang.
“Rebut simpatik masyarakat dengan program-program menarik seandainya mereka menang di pilkada mendatang. Sampaikan secara gamblang dan ingat jangan terlalu banyak mengumbar janji-janji busuk,” tegasnya lagi.
Dirinya mengesampingkan sejumlah persoalan dugaan korupsi di Kabupaten Siak yang sepertinya sengaja disetting untuk menjatuhkan Bupati Siak Alfedri.
“Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi di Kabupaten Siak. Pola dan alurnya seperti mengarah ke Bupati Siak Alfedri. Apalagi sejumlah pejabat Pemprov Riau yang diperiksa Kejati Riau sebelumnya adalah pejabat di Pemkab Siak. Untuk yang ini kita tunggu saja kemana arahnya,” tegasnya lagi. (gr)