Potret24.com, Jakarta – Ibunda editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah, tidak puas atas kesimpulan sementara polisi bahwa penyebab anaknya meninggal dunia diduga bunuh diri. Turinah mengungkap ada sejumlah kejanggalan terkait kematian anaknya itu. Apa itu?
“Kesimpulan yang dari polisi itu saya tidak puas, saya nggak yakin anak saya bunuh diri, saya tahu siapa anak saya dan banyak ditemukan kejanggalan pada jasad anak saya, Mas,” kata Turinah saat dihubungi, Sabtu (25/07/2020).
Turinah menyebut kejanggalan itu antara lain jasad anaknya yang memiliki banyak luka tusukan. Selain itu, menurutnya, luka tersebut cenderung dalam yang membuat Yodi tidak berdaya menusuk dirinya sendiri berkali-kali.
“Kalau dia bunuh diri, nggak mungkin dia. Lukanya banyak, Mas, di dada, ya kan, banyak tusukan. Udah gitu, lukanya dalam semua, sampai menembus jantung dan paru-paru itu, kalau sampai nembus jantung dan paru-paru, apa dia ada daya untuk nyabut lagi, dipindahin lagi ke leher? Logikanya kan gitu, yang di leher kan dalam, di situ saya janggalnya,” ucapnya.
Kemudian Turinah juga mengaku heran dengan lokasi TKP yang cenderung rapi tanpa persimbahan darah.
Menurutnya, posisi tubuh korban juga cenderung tengkurap dalam keadaan rapi.
“TKP-nya itu rapi, bersih, nggak ada persimbahan darah atau gimana. Itu ada darah yang di tempat dia luka, cuma di situ saja sedikit. Udah gitu, jasadnya kok rapi banget gitu. Kalau orang bunuh diri kan posisinya berantakan. Dia kan posisinya tengkurap, terus kakinya lurus begitu, pisaunya ada di bawahnya dia, di jasadnya dia, dia nggak mungkin sempatlah, Mas, ngerapiin pisau biarpun ditaruh di bawahnya dia,” ujarnya.
Kemudian hal terakhir yang membuatnya heran adalah pisau yang berada di lokasi, menurutnya, adalah pisau lama. Karena itulah, dia beranggapan ini pembunuhan yang terencana.
“Itu yang digunakan bukan pisau baru lo itu, itu pisaunya sudah lama itu. Ya saya meyakini seperti itu, pasti ini ada sesuatu. Kalau saya bilang, ini pembunuhan berencana, Mas, saking rapinya ini pembunuhan, mungkin sudah direncanakan jauh-jauh hari atau gimana,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus menyampaikan hasil akhir penyelidikan kasus kematian Yodi Prabowo. Dari fakta-fakta dan hasil analisis yang diperoleh oleh tim penyidik, disimpulkan Yodi Prabowo diduga tewas akibat bunuh diri.
“Hasil kedokteran forensik di mana ditemukan ada 4 luka di dada, di mana 2 hingga 3 di antaranya merupakan luka dangkal yang hanya 2-3 cm. Itu yang kemudian melukai dengan percobaan. Saya mendasari dengan hasil berita pemeriksaan ahli,” jelas Tubagus.
Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat (11/7). Saat ditemukan, ada luka tusuk di dada dan leher Yodi Prabowo. Dalam kasus ini polisi telah memeriksa 34 orang saksi.
Polisi juga memeriksa sejumlah CCTV, salah satunya CCTV di Ace Hardware ketika Yodi Prabowo membeli sebuah pisau yang diduga digunakan untuk bunuh diri.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat memaparkan pihaknya melakukan penyelidikan terhadap asal-usul pisau yang digunakan untuk bunuh diri. Dari hasil penyelidikan, diperoleh fakta bahwa pisau itu dibeli oleh Yodi Prabowo dari Ace Hardware Rempoa, Tangerang Selatan.
“Pisau adalah alat yang diduga kuat untuk melukai. Dari mana pisau ini didapat? Kemudian bukti pendukung CCTV di Ace Hardware di Rempoa, pisau itu punya merek khusus, yang jual hanya toko itu,” kata Tubagus. (gr)