Potret24.com, Rengat – Luapan limbah yang diduga berasal dari PKS PT Swakarsa Sawit Raya (SSR) mulai meresahkan warga Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat di Kabupaten Inhu. Atas keresahan warga tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Inhu mendatangi lokasi PKS tersebut, Kamis (16/07/2020).
Petugas DLH yang datang bersama perwakilan warga setempat melakukan pengambilan sampel di aliran Sungai Bungan yang diduga telah tercemar tersebut.
Dugaan PT SSR menghasilkan limbah berbahaya atau bahan baku beracun (B-3) telah lama dicurigai masyarakat setempat.
Atas pertimbangan tersebut masyarakat melaporkan dugaan pencemaran lingkungan ini ke Dinas LHK Kabupaten Inhu.
“Sudah lama warga resah akibat pembuangan limbah B-3 yang dibuang melalui aliran Sungai Bungan,” ujar seorang warga kepada potret24.com.
Sesuai informasi yang diperoleh potret24.com, dugaan pembuangan limbah PKS PT SSR berkapasitas 90 ton per jam ini sudah berlangsung lama dan secara kontinu dilepaskan secara serampangan di aliran Sungai Bungan.
Sementara pengambilan sampel limbah oleh Dinas DLH Kabupaten Inhu ini langsung di lakukan di titik masuk aliran Sungai Bungan.
Staf Dinas DLH Kabupaten Inhu, Marianto mengatakan pihaknya baru mengambil sampel tersebut langsung di lokasi yang dicurigai sudah tercemar.
“Sampel sudah kita ambil. Selanjutnya akan kita lakukan pengujian di laboratorium untuk kepastian berapa kadar limbahnya dan mutunya. Termasuk dugaan tercampurnya limbah B-3 yang sangat membahayakan masyarakat setempat,” tegasnya saat dihubungi.
Di lain pihak, Stanley Manalu selaku Manajer PKS PT SSR membenarkan pihak Dinas LHK Kabupaten Inhu telah mengambil sampel limbah di aliran pembuangan limbah dari pabrik.
“Jika parameternya di atas ambang mutu kami siap memperbaikinya.”
Pihaknya menyesalkan ulah pelapor yang diam diam masuk ke lokasi PKS PT SSR dan mengambil sampel limbah dan kemudian dilaporkan ke DLH.
“Kalau kesannya mau cari-cari kesalahan, semuanya salah. Pabrik ini juga gak benar seratus persen. Bahkan sekalipun perusahaan memiliku ISPO 14.000, gak akan benar seratus persen, paling hanya mendekati,” ujarnya lagi. (fras)