Potret Sumatera Selatan

Belajar Daring Berat Diongkos, Wali Murid Tagih Janji Pemprov Sumsel

4
×

Belajar Daring Berat Diongkos, Wali Murid Tagih Janji Pemprov Sumsel

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Palembang- Belum genap sebulan Tahun ajaran baru 2020 dengan sistem Belajar Dalam Jaringan (Daring) di Kota Palembang, banyak para orang tua murid yang mulai mengeluh. Bahkan tak sedikit yang akhirnya angkat bendera putih.

Berbagai keluhan itu banyak diungkap para orang tua di media sosial. Banyak yang mengeluh, betapa beratnya belajar dengan sistem Daring di tahun ajaran baru ini.

Di mulai dari persoalan gadget (Ponsel Android), masalah kuota pulsa yang memadai, hingga keluhan orang tua yang tak bisa mengontrol anaknya belajar Daring dengan alasan karena kesibukan memenuhi tuntutan ekonomi keluarga.

Berbagai keluhan yang sudah sampai pada taraf di ubun ubun membuat orang tua murid di Kota Palembang menumpahkan keluhan mereka di sosmed.

Seperti yang dituliskan oleh seorang wali murid bernama Riana. Di dalam akun sosial dia menuliskan apa yang menjadi keluhan yang dialaminya. Riana mengatakan jika selama anak anaknya yang ikut belajar Daring sebanyak 3 orang, 2 anaknya di sekolah Swasta. Dirinya mengaku hampir tidak sanggup menyediakan kuota pulsa per minggu agar anaknya bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah.

Sementara tuturnya lagi, uang SPP bagi dua anaknya yang bersekolah di Swasta tetap membayar penuh per bulannya tanpa pernah absen sekalipun, tulisnya. Selain itu ungkapnya lagi, materi pembelajaran Daring yang diberikan oleh pihak sekolah nyaris tak dia mengerti sama sekali, keluhnya.

Riana berharap agar Pemprov Sumsel bisa memberikan solusi terbaik bagi para walimurid yang rata rata mengeluhkan hal serta persoalan yang sama.

Seorang wali murid lainnya, yang anaknya duduk di bangku SMA Negeri bernama Topan mengaku juga merasakan hala yang sama. Sejak sekolah memakai sistim daring akibat pandemi 19 di pertengahan Februari 2020 yang lalu, banyak masalah yang dia hadapi.

Menurutnya dalam kondisi saat ini, semua kena dampak. Dirinya mengaku hampir tak kuat untuk memenuhi kebutuhan kuota pulsa agar anaknya bisa terus mengikuti pembelajaran sistem Daring. Dia berharap agar Pemprov Sumsel bisa mencarikan solusinya.

“Semua terdampak Covid 19. Ekonomi saya ambruk. Semoga Dana BOS bisa dialihkan dan diterapkan untuk dana pulsa murid,” harap Topan.

Topan mengaku kehidupannya yang hanyalah seorang sopir saat ini dikatakan hanya pas pasan saja. Sementara dia hanya mampu membelikan satu unit ponsel android seken untuk dua orang anaknya dalam kegiatan belajar Daring.

Dirinya mengaku harus pintar pintar menekan pengeluaran wajib hanya untuk membelikan kuota paket pulsa bagi anaknya.

“Belajar daring berat di Ongkos bang. Semoga Sekolah bisa dibuka kembali. Dan satu lagi, saya minta Gubernur Sumsel harus fokus terhadap persoalan ini,” pungkas Topan. (gr)