Potret24.com, Pekanbaru- PAN dan Golkar sudah bisa dipastikan tak lagi melanjutkan bulan madunya di Pilkada Siak 2020. Keduanya sesuai pemberitaan sebelumnya sudah memiliki jagoan masing-masing. PAN dipastikan tetap bersama incumbent dan Golkar dengan jagoannya Said Arif Fadillah.
Sementara kubu Partai PKS sampai hari ini belum menentukan arah dukungannya.
Apakah ke kubu Syamsuar atau tetap bersama Alfedri.
“Sampai hari ini kita belum menentukan arah dukungan di Pilkada Siak. Semua masih ada komunikasi, termasuk untuk petahana Alfedri, hari ini opsi masih terbuka untuk siapa saja,” kata Ketua Bappilu DPW PKS Riau, Markarius Anwar, Minggu (14/06/2020).
Apalagi, berdasarkan Intruksi dari DPP, kandidat kuat dari PKS yakni Ketua DPW PKS Riau, Hendry Munief diperkirakan tak akan maju di Pilkada serentak 2020 ini.
Sebagai gantinya, PKS membawa tiga nama kadernya ke permukaan bursa Pilkada Siak, di antaranya Agus Malik, Indra Isnaini, dan salah seorang kader perempuan, yakni Hj Reny Nurita.
“Salah seorang calon bupati katanya mau bergandengan dengan tokoh perempuan, makanya kita siapkan,” tambah Pria yang biasa disapa Eka ini.
Apalagi, lanjut Eka, berdasarkan beberapa survey, pemilih potensial perempuan juga cukup besar, makanya jika partai lain tak mengusung perempuan, kemungkinan PKS akan mendapatkan kucuran suara dari kelompok ini.
Lebih jauh, Eka menuturkan, kader PKS kemungkinan besar akan maju sebagai Siak 2. Berkoalisi dengan partai apa, Eka menilai semua tergantung keputusan DPP nantinya.
[Form id=”6″]
“Kemungkinan besar kita di posisi wakil, yang penting kita prioritaskan mereka (calon) yang mau ajak maju kader kita dan tentunya punya SK dukungan partai lain,” tutupnya.
Rencanakan Head to Head
Sementara itu Partai Golkar tengah mengupayakan untuk head to head melawan petahana Alfedri.
Konsekuensinya mereka tengah mengupayakan agar dua pasang saja yang bertarung sehingga dengan mudah menumbangkan petahana.
“Kami menginginkan head to head dengan petahana, jadi lebih mudah untuk menang dan Siak menjadi keharusan Golkar menang, pertaruhan gengsi pak Syamsuar,” ujar Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Golkar Riau, Ikhsan.
Syamsuar tidak mengusung Alfedri melainkan memiliki jagoan sendiri dari Birokrat.
Menurutnya tidak adanya dukungan Syamsuar kepada Alfedri yang tidak lain adalah wakilnya di Pilkada lalu, merupakan hal yang lumrah dalam politik.
“Dalam politik itu hal yang biasa, kemarin bersama maju sekarang berkompetisi, tujuannya kan sama-sama ingin membangun, karena yang maju itu juga orang-orang yang hebat, jadi tidak ada masalah,” ujar Ikhsan dikutip dari tribunpekanbaru.
Golkar memiliki kursi yang cukup untuk berlayar di Pilkada Siak menurut Ikhsan sudah punya jagoan yakni birokrat yang akan dikaderkan menjadi kader Golkar.
Pasangan yang sudah hampir berlayar bersama Golkar tersebut Said Arif Fadillah bersama Sujarwo. DPP sendiri dipastikannya dalam waktu dekat akan mengeluarkan SK sementara kepada pasangan ini.
“Pilkada Siak ini pertaruhan Golkar dan pertaruhan pak Ketua DPD (Syamsuar), karena memiliki history bagi pak Syamsuar, apalagi Siak adalah kampung beliau jadi menjadi prioritas pak ketua nantinya,” ujar Ikhsan.
Soal siapa yang maju, menurut Ikhsan setiap warga negara berhak maju dan dimajukan di Pilkada, sehingga antara Alfedri dan Said Arif Fadillah, keduanya sama-sama punya hak untuk maju.
“Makanya nanti di Siak itu pak Syamsuar akan memimpin langsung untuk kemenangan Golkar di sana, tidak lengkap rasanya ketika menang di semua wilayah namun di Siak nanti kalah,” ujar Ikhsan. (ro/gr)