Potret Nasional

Penanganan Corona Bikin Kesal Jokowi, Perlukah Reshuffle?

5
×

Penanganan Corona Bikin Kesal Jokowi, Perlukah Reshuffle?

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran kabinet untuk melakukan kerja ekstra dalam menangani pandemi virus Corona. Tak tanggung-tanggung, Jokowi juga akan melakukan perombakan kabinet jika diperlukan.

“Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah ke pemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara,” kata Jokowi seperti arahannya kepada Kabinet Indonesia Maju dalam rapat terbatas 18 Juni 2020 lalu, seperti yang ditayangkan YouTube Setpres pada Minggu (28/6/2020).

“Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah,” katanya.

Terkait ancaman Jokowi terkait reshuffle, ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Pandu Riono menyampaikan dukungannya untuk segera mengganti pejabat yang kinerjanya dinilai santai. Pandu menegaskan penggantian para pejabat bisa efektif daripada harus menunggu perubahan yang dinilai tidak pasti.

“Iya kalau perlu ganti birokratnya. Iya ganti siapa kek, pokoknya pejabat-pejabat yang memang kerjanya santai ganti saja,” jawab Pandu saat dihubungi detikcom.

“Kayak seperti di zaman tidak ada pandemi, jadi ya mereka menghambat, jadi birokrat bukan sollution, tapi part of the problem,” lanjut Pandu.

Pandu menilai masih banyak yang memiliki tekad lebih besar untuk menghadapi pandemi Corona. Disebutkan, ada harapan besar jika birokrat bisa segera diganti daripada menunggu perubahan dan harus selalu bersabar.

“Iya kita punya darah segar yang bertekad untuk bekerja keras untuk mengakhiri pandemi ini dengan cara-cara yang benar, jadi akan lebih ada harapan dibandingkan dengan menunggu dan bersabar,” lanjut Pandu.

“Kita tidak bisa menunggu dan bersabar untuk ini semua selesai atau menunggu ini semua berubah. Kita yang harus merubahnya secara aktif,” pungkasnya. (gr)