Pekanbaru

Ketua IDI Riau Tepis Dugaan Konspirasi Terkait Corona

5
×

Ketua IDI Riau Tepis Dugaan Konspirasi Terkait Corona

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, PEKANBARU – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Riau, dr Zulasdi SpB menepis soal banyaknya kabar tentang konspirasi corona, yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan tenaga medis, untuk mengambil keuntungan dari masyarakat.

Diakuinya, beberapa waktu terakhir cukup banyak rekan dan saudaranya yang menanyakan soal konspirasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan juga tenaga medis.

Dipaparkannya, bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar.

Bahkan, kalau bisa memilih, pihaknya ingin merawat pasien biasa dibandingkan Covid-19.

“Banyak kawan-kawan dan saudara yang bertanya, seiring dengan ramainya berita di medsos tentang konspirasi Covid 19 dan keuntungan rumah sakit dan tenaga medis. Saya ingin sampaikan bahwa berita itu hoax dan prasangka buruk belaka. Tidak ada keuntungan rumah sakit apalagi tenaga kesehatan secara finansial, karena kalau disuruh memilih, mereka lebih baik mengurus pasien biasa dan covid ini tidak pernah ada,” kata Zulasdi, Sabtu (06/06/2020).

Dijelaskan Zulasdi, pihaknya tidak serta merta langsung menerima pembayaran. Bahkan dikatakannya masih banyak sampai saat ini gaji tenaga medis yang belum dibayarkan, sehingga dampaknya kepada pemotongan gaji karyawan hingga saat ini.

“Rumah sakit tidak segera bisa mencairkan biaya pasien Covid-19, dan kenyataannya masih banyak yg belum terbayarkan, hal ini tentu berdampak pada pemotongan gaji karyawan,” ujarnya.

Diakuinya, memang ada janji untuk tenaga kesehatan berupa insentif.

Jika tentu ada, dikatakannya tentu akan menolong tenaga medis untuk beli makanan bergizi untuk mereka dan keluarga.

Namun sampai saat ini dikatakannya, masih dalam proses dan banyak yang belum terima.

“Namun hal ini tidak mengurangi pengabdian mereka, artinya dokter perawat dan semua tenaga kesehatan, penunjang termasuk satpam, sopir ambulance dan cleaning service semua beresiko terkena covid, dan sudah banyak yang sakit atau meninggal dunia tetap bekerja. Sudah atau belum insentif didapat tidak berpengaruh dalam pengabdiannya,” ujarnya.

Jika memang ada yang mau membantu di rumah sakit, dikatakannya hal itu sangat baik sekali dan sebagai bukti nyata, akan meringankan tenaga petugas, seperti untuk tenaga satpam, pembersih ruangan, atau kalau tenaga kesehatan bisa mendaftar jadi relawan.

“Pilihan percaya hoax sebagai kebenaran ada pada pembaca. Namun sedikit lebih hati-hati dan analisa realita diperlukan.

Kalau berita Covid-19 ini di tingkat dunia banyak kontroversi memang adanya begitu, karena ini penyakit baru yang mengejutkan semua pihak termasuk ahli kesehatan. Dari mana asalnya, apakah rekayasa, apa kepentingan untuk pihak tertentu? Itu masih diperdebatan, yang mungkin tidak akan terjawab,” bebernya.

amun virus ini nyata, dan penyakit ini nyata. Pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan doanya sama dengan kita semua, semoga Allah SWT segera melenyapkan virus itu dari bumi ini dan kehidupan bisa normal kembali.

Ia menambahkan, pemerintah seluruh dunia berupaya mengatasi covid 19 ini, dan hampir tiap hari pertemuan online tenaga medis membahas ini demi menemukan cara pengobatan yang efektif, berupaya membuat vaksin dan lain sebagainya.

“Semoga virus ini segera hilang atau paling kurang melemah. Kalau sebelumnya virus ini macan, dengan sering mutasi semoga berobah menjadi kelinci atau lebih lemah lagi dan hilang, mari kita doakan bersama. Tentu hanya kepada Allah SWT kita berdoa dan minta tolong. Dalam kondisi new normal tetaplah menerapkan aturan menjaga kesehatan dan mencegah resiko tertular,” tuturnya. (tp)