Potret24.com, SIAK – Pemkab Siak melalui Bupati Siak Alfedri berencana menjadikan kawasan kumuh terutama di sekitar pasar Perawang, Kecamatan Tualang bersih di tahun 2021 mendatang.
Lewat program Kotaku atau Kota Tanpa Kumuh dari Direktorat Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dirinya mengusulkan lokasi pasar Km 4 Perawang itu sebagai permukiman yang layak.
Program Kota Tanpa Kumuh ini dilakukan untuk mendukung gerakan 100-0-100, yakni 100 persen sanitasi rakyat tertangani, 0 hektar kawasan kumuh tertangani dan 100 persen air bersih terlayani.
Kepala Balai PPW Riau Ichwanul Ikhsan mengatakan, program Kotaku diprioritaskan di Perawang sebab Pemkab Siak sudah memenuhi kriteria mendapatkan bantuan program tersebut.
“SK Kumuh sudah dibikin Bupati Siak dan Pokja Kumuh juga sudah dibuat oleh Pemkab Siak, jadi tinggal pengerjaannya saja,” Kata Ikhsan kepada media, Kamis (11/6/2020).
Untuk mematangkan program itu, kata Ikhsan, saat ini pihaknya tengah mengukur data Baseline-nya. Pihaknya akan melakukan pendataan berapa luas dan panjang pasar yang terletak di Km 4 Perawang itu.
“Tim kita dan Dinas PU Tarukim Siak saat ini tengah menyelesaikan DED-nya. Tahun 2021 nanti baru dinaikkan fisiknya ke pusat,” Kata dia.
Sementara Bupati Siak Alfedri mengatakan, total luas Pasar Perawang yang disolek jadi Kotaku adalah 16 hektare. Penataan di pasar itu dilakukan mulai dari membangun drainase, semenisasi, HU dan taman.
“Jadi, lahan pertigaan di pasar sekarang nantinya akan dipindahkan ke Km 6 Perawang. Mudah-mudahan nanti semakin baik penataan Pasar Perawang ini serta indah, asri dan nyaman dihuni oleh masyarakat yang ditinggal di sekitar pasar,” kata Alfedri.
Apalagi, katanya, Perawang ini merupakan kota industri. Di sini berdiri sejumlah perusahaan besar mulai dari PT IKPP dan sejumlah perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
“Maka itu jumlah penduduk di sini mencapai 117 ribu. Dan menjadi kecamatan paling padat di Kabupaten Siak,” Kata dia.
Di Kabupaten Siak, selain Pasar Perawang, di sekitar Pasar Minggu Kandis juga masuk katagori kawasan kumuh. Namun, yang menjadi prioritas sementara ini di Pasar Perawang.
“Disini diprioritaskan lantaran jumlah penduduknya paling padat. Di Kandis jumlah penduduk 83 ribu disusul Kecamatan Minas 31 ribu. Meskipun begitu, di dua daerah tadi sudah diusulkan ke pusat, agar selesai program ini di Perawang dilanjutkan ke dua wilayah tadi,” tutupnya lagi. (inf)
