Potret24.com, Pekanbaru– Kebijakan Walikota Pekanbaru memerintahkan pihaknya melabeli rumah miskin terkait bantuan sembako yang diberikan sangat disesalkan. Walikota Pekanbaru dikecam tidak memiliki sisi humanisme terhadap kondisi real masyarakatnya.
“Ini contoh Walikota yang tidak memiliki sisi kepemimpinan yang baik. Sudahlah rumah warganya reyot masih juga dilabeli warga miskin. Tak perlu diberi label, masyarakat juga tahu, ini rumah warga miskin di Pekanbaru,” kata Samson Hutabarat.
Dirinya menilai Walikota Pekanbaru sudah kebablasan atau tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. “Saya lihat Walikota Pekanbaru sudah seperti orang bingung. Dikecam sana-sini dan akhirnya langkah yang salah berulang kali dilakukannya,” katanya lagi.
Sikap ini tambahnya lagi akibat lemahnya cara berpikir orang-orang yang ada di sekitar Walikota Pekanbaru. Atau mereka tidak berani memberitahukan kepada Walikota Pekanbaru. “Ingatkan Walikota Pekanbaru. Ini rumah sudah sangat jelek. Tak perlu kita labeli miskin, orang-orang juga sudah tahu penghuni rumah ini miskin. Jadi jangan sampai Walikota Pekanbaru melakukan hal yang bodoh berulang kali,” tambahnya lagi.
Dikatakannya lagi, permintaan sejumlah kalangan untuk memberikan stempel warga miskin di rumah semata-mata untuk meredam penyimpangan. Bukan berarti semua rumah harus dilabeli miskin.
“Ini semata-mata untuk meredam penyimpangan terkait pemberian bantuan sembako. Jadi rumah penerima sembako yang kategori bagus harus distempel penerima sembako. Biar mereka kaget dan semua orang tahu. Semacam efek jeralah bagi mereka. Biasanya mereka enggan menerima bantuan kalau rumah mereka harus distempel seperti itu,” begitu Pak Wali.
Dan ini juga semacam kontrol sosial di tengah masyarakat. Dan ke depannya jadi bahan evaluasi. “Jadi bodohnya itu jangan dibiarkan semua orang tahu. Cukup diri sendiri aja yang tahu bahwasanya dia bodoh,” tegasnya lagi. (gr)