Potret Nasional

Ruslan Buton Dipecat TNI AD Hingga Tuntut Jokowi Mundur

6
×

Ruslan Buton Dipecat TNI AD Hingga Tuntut Jokowi Mundur

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, MAKASSAR – Kamis (28/5/2020) Ruslan Buton diamankan Kepolisian. Pecatan TNI Angkatan Darat ini sebelumnya viral di media sosial.

Dia merupakan seorang pecatan TNI Angkatan Darat karena terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode warga yang dituduh mencuri singkong parut.

Sadisnya La Gode ditemukan tewas dengan luka disekujur tubuh, delapan giginya tanggal, dan kuku kakinya tercerabut.

Ruslan Buton pun dipecat karena terbukti terlibat dalam kasus pembunuhan sadis tersebut. Kini dia kembali berperkara. Dia mengunggah video yang menuntut Presiden Joko Widodo mundur di tengah pandemi corona.

Dilansir dari Tribunnews, Ruslan ditangkap di Jalan Poros, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Mantan Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau tersebut pernah terlibat dalam kasus pembunuhan seorang warga sipil bernama La Gode pada 27 Oktober 2017.

Saat itu, Pengadilan Militer Ambon memutuskan hukuman penjara 1 tahun 10 bulan. Ia kemudian dipecat dari anggota TNI AD pada 6 Juni 2018.

Saat ditangkap, Ruslan mengakui telah merekam dan menyebarkannya ke grup WhatsApp “Serdadu Ekstrimatra”.

Dalam videonya tersebut, Ruslan mengkritik pemerintah yang dianggap gagal menghadapi wabah corona.

Dirinya bahkan menyebut akan ada gelombang revolusi yang mengancam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Namun, bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat,” tutur Ruslan di video itu.

Sementara itu, menurut Kabid Humas Polda Sultra AKBP Ferry Walintukan ‎dalam penangkapan itu, tim menyita sebuah telepon seluler (ponsel) beserta SIM card dan satu kartu tanda penduduk (KTP) milik Ruslan Buton.

“Rekaman dibuat tanggal 18 Mei 2020, direkam menggunakan barang bukti (ponsel) milik pelaku,” singkat Ferry.

Sementara itu, menurut polisi, rekaman sempat dibagikan ke kelompok “Serdadu Ekstrimatra”, yang merupakan kelompok mantan prajurit TNI dari tiga matra, yaitu darat, laut, dan udara.

Kelompok tersebut, dilansir dari Tribunnews, dibentuk Ruslan setelah dirinya dipecat sebagai anggota TNI. Ruslan diketahui merupakan mantan perwira menengah di Yonif RK 732/Banau.

Sebelum dipecat, pangkat terakhirnya adalah Kapten Infanteri. Lalu, saat menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Ruslan terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode pada 27 Oktober 2017.

Karier Ruslan terhenti setelah Pengadilan Militer Ambon memutuskannya bersalah dan harus menjalani hukuman penjara.

Kapolda Sultra Irjen Merdisyam membenarkan adanya penangkapan terhadap Ruslan. Namun, kasus tersebut langsung ditangani Bareskrim Mabes Polri.

“Kami di Polda hanya membantu dalam penangkapan saja. Kasus ditangani Mabes Polri,” jelas Merdisyam, Jumat (29/5/2020).

Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, Ruslan dijerat dengan pasal UU ITE,

“Tersangka RB dapat dijerat dengan Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana yang dilapis dengan Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman pidana 6 tahun,” kata Ahmad, Jumat (29/5/2020). (gr)