Potret24.com, BANTEN – Ada-ada saja ulang pasangan suami istri (pasutri) ini. Ingin kembali pulang ke Lampung tapi khawatir akibat pelaksanaan kebijakan PSBB di Kota Jakarta, pasutri ini berbuat nekad. Mereka nekat bersembunyi di bawah tumpukan kerupuk saat pikap yang mereka tumpangi menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Sumatera.
Kejadian ini terjadi di Cilegon, Banten. Sebuah kendaraan pikap beromor polisi AE 9736 NF mencoba mengelabui petugas. Sejumlah penumpang di mobil itu sengaja ditumpuk-tumpuk kerupuk. Namun, akal-akalan itu akhirnya bisa dibongkar petugas.
Itu diketahui saat petugas melakukan check point di sekitar Gerem, Kecamatan Grogol, Rabu 29 April 2020. Melihat peristiwa tersebut petugas langsung memeriksa kendaraan dan orang yang ada di dalamnya.
“Satu mobil pikap ini ketika diperiksa, petugas curiga kok tinggi sekali terpalnya, bawaannya apa? ketika diperiksa ternyata bawaannya orang, isinya memang kerupuk, tapi kalau kerupuk masa sih seberat itu, kan tidak mungkin, akhirnya timbul kecurigaan petugas. Namanya kerupuk satu ton juga tetap saja ringan. Akhirnya dibuka sama petugas, dibuka terpalnya, ternyata di bawahnya ada laki-laki dan perempuan,” kata AKP Rifki.
Menurut Kapolsek mobil pikap itu berasal dari Semarang dan hendak menuju ke Bengkulu.
“Kalau prediksi saya mungkin mereka dari Semarang gak tahu naik apa, tapi karena yang diperbolehkan kendaraan barang yang menyeberang, akhirnya nyelundup lah ke situ ke kendaraan pikap,” katanya.
Kapolsek mengungkapkan selama operasi ketupat tahun ini pihaknya baru menemukan peristiwa seperti itu.
“Dengan adanya temuan ini mungkin nanti kita lebih atensi lagi, mungkin kalau kendaraan barang kita periksa lebih ketat karena khawatir di dalamnya beneran barang atau bukan,” tegasnya.
Kapolsek mengimbauan kepada masyarakat agar mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Kami berharap apa yang telah menjadi imbauan pemerintah agar dilaksanakan tentunya guna mencegah penyebaran Covid-19, dikhawatirkan pemudik atau warga yang ingin mudik ke kampung halaman tanpa pemeriksaan dari tempat asal atau tempat tujuan khawatirnya menjadi penyebaran yang begitu cepat, itu sudah banyak terjadi, kami berharap masyarakat lebih paham dengan kondisi seperti saat ini,” imbuhnya.(ro)