Potret24.com, JAKARTA – Nama Tom Liwafa dan istrinya, Delta Hesti mencuri perhatian sejak video keduanya yang melakukan aksi sosial membagikan bahan makanan dan uang untuk yang membutuhkan viral di media sosial. Pasangan pengusaha muda ini pun disebut sebagai crazy rich Surabaya karena sosoknya yang dermawan.
Di balik kesuksesan dan kekayaan berlimpah yang dimiliki oleh Delta Hesti, terdapat perjuangan yang keras. Istri Tom Liwafa ini bahkan hanya lulusan SD sebelum akhirnya menjadi pengusaha sukses dengan banyak bidang bisnis dan penjualan online.
Wanita yang akrab disapa Hesti ini mengaku bahwa ia mulai membangun bisnis ketika dirinya masih berpacaran dengan Tom Liwafa pada 2010. Ia mencoba berjualan barang-barang seperti baju, tas, dan sepatu second.
“Jadi awal mula untuk membangun bisnis ini kan kita awal mula pacaran dari 2010, diakhir 2010 mencoba jualan jualan gitu second hand tapi masih belum fokus. Kita dulu pernah jualan baju-baju vintage, terus tas vintage, sepatu terus belinya ada di pasar Gembong, Surabaya dan belum fokus,” cerita Hesti saat dihubungi Wolipop belum lama ini.
Setelah di PHK karena perusahaan tempat nya bekerja bangkrut, Hesti pun memberanikan diri untuk fokus usaha bareng pacar, yang kini menjadi suaminya. Pada saat itu Hesti mengungkapkan tidak ada kemampuan dasar untuk berdagang karena keluarganya tidak ada yang pernah menjalankan bisnis.
“Dan itu prosesnya sangat sulit sekali. Cuma alhamdulilah mas Tom sudah berangkat duluan otomatis diajarin tiap hari,” ujarnya.
Ibu dua anak ini kemudian memanfaatkan teknologi dan menjalankan bisnisnya secara online. Selain menjual barang-barang preloved, ia pun beralih untuk menjual sepatu dan tas industri rumahan dengan online yang diberi nama @handmadeshoesby. Tak hanya itu, kini Hesti telah melebarkan sayap bisnisnya di bidang interior, makanan, event, dan yang akan segera diluncurkan adalah bisnis di bidang kecantikan.
“Di awal 2011 belum ada atau jarang yang namanya online shop jadi kita menang di awal. Kita mainnya lewat Kaskus, lewat Facebook kayak gitu. Dari situ karena secondhand barangnya nggak nentu ada atau tidak saya beralih ke sepatu. Dengan berjalannya waktu makin besar alhamdulilah,” jelas Hesti.
Wanita kelahiran 1992 menceritakan bagaimana awal mula dirinya terjun di dunia bisnis. Hesti mengakui bahwa orangtuanya mempunyai utang ratusan juta, dan kondisinya tidak memungkinkan ketika ia harus berkerja di perusahaan orang.
“Sampai ibu saya merantau ke Manado, bapak ke Papua, adik saya juga ke Manado sebagai pembantu. Nah saya memberanikan diri untuk tetap di Surabaya untuk tetap survive, karena saya merasa bahwa di dalam saya ada potensi besar. Saya nggak mau jadi pembantu karena sebelumnya udah pernah jadi pembantu,” ujar Hesti.
“Akhirnya bisnis bareng sama mas Tom dan alhasil bisa sesukses ini. Tantangan sangat luar biasa, alhamdulilah sekarang sudah bisa dibilang sukses,” imbuhnya.
Hesti pun menambahkan bahwa ia hanya lulusan sekolah dasar dan tak bisa melanjutkan pendidikan karena tak ada biaya. Sejak berusia 12 tahun, Hesti sudah melakukan berbagai pekerjaan mulai dari menjadi penyanyi jalanan hingga cleaning service.
“Bapak dulu pemabuk, saya sekolah di salah satu sekolah SD , saya dapat beasiswa. Ketahuan saya seorang anak pemulung dan saya juga ngamen dari situ saya merasa nggak layak. Saya sampai SMP tapi semester satu saja nggak kuat untuk bayarnya,” kata Hesti
“Saya bilang sama ibu ‘yaudah lah bu saya putus sekolah saja nggak apa’. Cuma keadaannya kalau belum 17 tahun itu kan nggak bisa kerja nah itu saya kerjanya di yayasan, karena masih di bawah umur gaji saya waktu itu 300 ribu, bikin handicraft. Setelah itu beralih ke cleaning service di Dinas Pendidikan,” tambahnya.
Setelah bertemu dengan Tom Liwafa, Hesti pun mulai menjalankan bisnis online shop. Ia kini menjadi entrepreneur sukses yang menjalin kerjasama dengan UMKM yang tersebar di Indonesia, dan membuka lapangan pekerjaan untuk bisnisnya di Surabaya.
“Kita kalau ngomongin susah sudah pasti susah. Ketika kita dilahirkan dari seorang tunawisma atau orang nggak punya, itu sudah pasti takdir, nggak perlu nyalahin. Cuma kita menjadi sukses itu adalah pilihan, dan pilihan saya itu adalah sukses,” ungkapnya. (gr)