Potret24.com, PEKANBARU – Pengamat Politik Universitas Riau, Saiman Pakpahan mengatakan nasib Noviwaldy Jusman sepenuhnya ada ditangan Partai Demokrat. Katanya, jika ada desakan dari publik maka Partai Demokrat dapat lakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Noviwaldy Jusman. Hal ini berkaitan dengan santer terdengar bahwa ia tak lagi efektif sebagai anggota DPRD Riau lantaran penyakit yang dideranya.
Bahkan dikabarkan, Noviwaldy yang akrab disapa Dedet itu juga jarang aktif keluar kota untuk acara kedinasan sebagai anggota legislatif.
Ia dikabarkan tengah menjalani pengobatan untuk kesembuhan dari penyakitnya.
“Itu hak partai Demokrat terhadap yang bersangkutan (Noviwaldy). Tapi partainya bisa mempertimbangkan jika ada desakan publik,” ujar Saiman kepada Kamis (28/05/20).
Meski begitu, Saiman tidak merinci desakan seperti apa yang dimaksudnya tersebut. Namun, dicontohkan apakah seperti demonstrasi atau masyarakat yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) dari Novilwady untuk menyurati partai Demokrat, Saiman tidak menyalahkan.
“Bisa (demontrasi). Ya itu tadi, sepenuhnya hak partai untuk mengganti anggotanya atau tidak,” imbuhnya.
Dia juga sependapat dengan Organisasi riset dan advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau yang menyarankan agar Noviwaldy untuk mengundurkan diri karena sering mengalami gangguan kesehatan.
“Saya setuju dengan yang disampaikan Fitra,” jelasnya.
Sebelumnya, Fitra melalui Koordinator Fitra Riau Triono Hadi kepada wartawan Senin (11/05/20) lalu menyarankan Noviwaldy untuk fokus berobat dan mengundurkan diri dari anggota DPRD Riau.
“Yang penting sebenarnya kesadaran dari yang bersangkutan. Bisa melakukan pengunduran diri karena sadar sudah tidak efektif dalam menjalankan tugas sebagai representasi rakyat,” kata Triono.
Tambahnya jika kondisi kesehatan tidak mengganggu seorang legislator kehilangan jabatan.
Menurut dia, telah ada mekanisme di tubuh partai untuk menggantinya dengan skema pergantian antar waktu (PAW).
Namun, dia kembali menyoroti jika Noviwaldy yang telah menjalani pengobatan hingga berbulan lamanya, alangkah baiknya partai mengambil kebijakan agar melakukan PAW.
“Otoritas PAW ada di partai, tentu dengan pertimbangan-pertimbangan dan kriteria umum maupun kriteria khusus partai. Ya, tentu partai akan mempertinbangkan, apakah penyakit yang diderita ada kemungkinan sembuh? Mekipun berbulan-bulan proses pengobatannya,” ulasnya.
“Jika tidak ada kemungkinan sembuh normal sediakala, maka perlu untuk mempertinbangkan PAW,” lanjut Triono.
Noviwaldy merupakan anggota DPRD Riau dari fraksi Demokrat. Dia dikabarkan telah lama tidak menghadiri beragam agenda kegiatan di DPRD Riau karena sakit yang dideritanya.
Rekan Noviwaldy dari fraksi yang sama Agung Nugroho menjelaskan bahwa memang saat ini seluruh anggota lebih banyak bekerja di rumah atau work from home sesuai anjuran pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19 di Riau.
Namun, dia membantah jika Noviwaldy tak lagi aktif.
Dia mengatakan jika Noviwaldy masih cukup aktif di fraksi Demokrat, hanya saja jarang mengikuti agenda kunjungan ke luar kota. (rtc)