Potret24.com, SIAK – Bupati Siak Alfedri menyambangi Pondok Pesantren Riyadussholihin, di kampung Delima Jaya, kecamatan Kerinci Kanan, kemarin sore.
Saat mobil yang ditumpangi Alfedri tiba di pondok pesantren itu, ia sudah dinanti pimpinan pondok pesantren KH Muhammad Toyib.
Keduanya tampak akrab dan seperti sudah berteman sejak lama. Saling mengucapkan salam, bertanya kabar dan mengucapkan minal aidin wal faizin.
Maklum, pertemuan itu masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1441 H.
Alfedri dan rombongan dijamu di ruangan sederhana di dalam kompleks pesantren itu. Mereka duduk melantai tanpa alas tikar apalagi permadani.
Di depan mereka terhidang pula salak pondoh asli petani Dayun, makanan tradisional dan kopi hitam yang diseduh dari biji kopi asal Lampung.
Kedua tokoh itu bercengkrama tentang prospektif pendidikan pondok pesantren di Kabupaten Siak.
Alfedri juga tampak nyaman duduk tanpa alas tikar.
Sebab, Alfedri lahir juga dari keluarga sederhana, menjadi representasi pemimpin yang lahir dari kalangan bawah.
Jangankan duduk di lantai berkeramik, menjala ikan di sungai saja sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil dan tidak canggung untuk melakukannya kembali saat ini.
“Ini kopinya khas, beda dengan kopi lain. Cobalah, saya senang kalau dikasih kopi oleh pak kiai,” kata Alfedri kepada wartawan yang hadir.
Setelah bercengkrama beberapa saat, Alfedri ingin meninjau pembangunan 3 kelas baru di pondok pesantren itu, dari dana CSR Bank Riau Kepri yang diusulkannya.
Namun, KH M Toyip itu justru mengajak Alfedri ke kamar barokah. Tidak hanya Alfedri, semua yang hadir dipersilahkan masuk ke kamar barokah.
“Sudah sampai di sini, rugi kalau tak masuk ke kamar barokah. Tamu-tamu yang datang selalu saya ajak ke kamar barokah ini,” kata M Toyib.
Alfedri pun ikut ke kamar barokah dimaksud. Ternyata di kamar itu sudah terhidang makanan.
Alfedri pun mengambil piring lalu mengambil nasi serta lauk pauknya.
Ia menenteng sendiri piringnya ke ruangan tempat pertemuan awal.
Semua tamu akhirnya makan namun tetap menjaga jarak.
Kamar barokah dimaksud ternyata ruangan untuk makan, sehingga tetamu yang hadir di pesantren itu diharapkan mendapat keberkahan dari makanan yang disediakan sang kyai.
Usai makan sore itu, waktu asar pun tiba. Alfedri dan M Toyib langsung ke musala untuk menunaikan ibadah salat asar. Semua yang hadir di pesantren itu tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
“Kita meninjau pembangunan lokal baru. Pada Juli mendatang lokal baru itu akan dipergunakan untuk fasilitas belajar mengajar jika kondisi normal tanpa Corona,” kata Alfedri. (gr)