Potret24.com, Rengat– Bermacam cara telah dilakukan Pemkab Indragiri Hulu (Inhu) guna memutus mata rantai Virus Corona di wilayah Kabupaten Inhu. Mulai dengan edukasi secara rutin kepada masyarakat hingga upaya pencegahan secara terstruktur dan terprogram terus dilakukan. Kepedulian Pemkab Inhu dalam upaya memutus mata rantai Virus Corona patut diacungin jempol. Pemkab secara rutin terus melakukan sosialisasi hingga ke pelosok negeri. Berbagai himbauan juga rutin disebarkan agar masyarakat Inhu paham dengan karakter Virus Corona dan mengerti cara menghindarinya.
Bupati Inhu H Yopi Arianto SE juga tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya agar menekan penyebaran Virus Corona. “Kita selaku tekankan dalam sosialisasi agar warga rutin mencuci tangan, menghindari keluar rumah serta mengurangi aktivitas berkumpul di tempat umum. Serta jaga kebersihan dan selalu rutin menjaga kesehatan dan daya imunisasi warga,” katanya saat dihubungi potret24.com.
Selain itu H Yopi juga mengingatkan warganya agar mengikuti segala prosedur yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Jaga selalu pola hidup sehat di tengah masyarakat. Termasuk juga di lingkungan sekitar. InsyaAllah kita akan selalu terhindar dari wabah Virus Corona. Jangan kumpul-kumpul di tempat umum, jaga kebersihan dan jaga kesehatan daya tahan tubuh serta rajin mengkonsumsi makanan sehat da perbanyak makan sayur. Dan yang paling penting menjaga pola hidup sehat. Langsung mandi setelah keluar rumah sebelum berinteraksi bersama anggota keluarga lainnya,” kata Bupati Inhu melalui Kepala Badan Keuangan Anggaran Daerah (BKAD) Ibrahim Alimin.
Soal kesiapan Kabupaten Inhu dalam penanggulangan bencana non alam pihaknya menegaskan Pemkab Inhu sangat siap. “Kita sudah siapkan anggaran Rp 90,2 miliar. Insya Allah siap untuk pemberlakuan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” katanya lagi. Anggaran sebesar Rp90,2 miliar katanya lagi sudah digunakan Rp 5,2 miliar yang diposkan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Dinas Kesehatan termasuk untuk pengadaa alat pelindung diri (APD) dan masker serta untuk petugas kesehatan lainnya di lapangan.
Selain itu dipaparkannya lima tahap dalam pencegahan Virus Corona. Pertama promosi kesehatan seperti penyuluhan. Kedua spesifik protection untuk memproteksi orang-orang yang rentan terpapar. Ketiga early diagnosis. Keempat disability limitation atau pembatasan kecacatan. Serta kelima adalah rehabilitation atau rehabilitasi.
Selain itu ditambahkannya, pihaknya telah melakukan pembelian berbagai peralatn medis untuk menunjang kinerja tim medis di Inhu. “Seperti alat rontgen portable, rapid test, alat pelindung diri (APD) dan berbagai peralatan lainnya guna menunjang maksimalnya kerja tim kesehatan di Kabupaten Inhu,” katanya menambahkan. Untuk itu tegasnya lagi, pihak Dinkes Inhu dan RSUD Indrasari Rengat tengah melakukan pengadaan sejumlah alat-alat medis yang dibutuhkan. Peralatan ini sangat dibutuhkan guna memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat Inhu.
“Selain anggaran Rp5,2 miliar untuk biaya mobilitas X-ray sekitar Rp2 miliar lebih. Ditambah belanja alat-alat kesehatan pendukung penanganan pasien Coron hingga insentif yang diberikan untuk petugas kesehatan yang telah bekerja maksimal,” katanya lagi.
Saat ini tambahnya lagi, Pemkab Inhu tengah menyiapkan anggaran Tp85 miliar. “Kita diminta melakukan refocusing anggaran untuk Covid-19. Dan sudah kita simulasikan seolah-olah ada kasus,” tambahnya lagi.
Diuraikannya lagi, anggaran Rp85 miliar itu penggunaannya adalah untuk teknis kesehatan dan non kesehatan. Dan di bidang kesehatan, anggaran itu digunakan untuk pembayaran insentif tenaga kesehatan, dan penyiapan sarana prasarana kesehatan.
Untuk non kesehatan lanjutnya, anggaran tersebut digunakan untuk dapur umum, pembangunan posko, pembelian sembako untuk 36 ribu Kepala Keluarga (KK) untuk tiga bulan, dan untuk ketersediaan gerai pangan.
“Secara akuntansi anggaran kita saat ini berkurang, karena pendapatan daerah baik dari PAD maupun transfer dana dari pusat juga berkurang,”tandasnya.
Oleh karena itu, TAPD saat ini tengah melakukan rasionalisasi anggaran. Rasionalisasi yang dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 sebesar 85 Miliar dan juga untuk penyesuaian antara pendapatan dan belanja daerah.
Sementara itu, berdasarkan surat keputusan bersama menteri keuangan dan menteri dalam negeri, pemerintah daerah (Pemda) diminta melakukan pengurangan anggaran minimal 50 persen.
Namun berdasarkan siaran pers dari Kementerian Keuangan yang terbaru pada tanggal 2 Mei 2020, Pemkab diminta untuk melakukan rasionalisasi anggaran sekurang-kurangnya 35 persen dari belanja modal dan belanja barang atau jasa. “Hal inilah yang masih dirampungkan oleh tim TAPD, sehingga belum bisa dipastikan berapa kegiatan yang akan dirasionalisasi,” ujarnya lagi.
“Sekitar 85 miliar sisanya itu, semua berasal melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Inhu tahun anggaran yang sama setelah merasionalisasi anggaran di OPD Dinas Kesehatan, RSUD Indrasari, Dinas Pasar, Disperindagkop dan UMKM, Ketahanan Pangan, Dinas Sosial dan OPD Dinas Perhubungan.” ujarnya menambahkan.
Artinya anggaran tersebut baru dapat digunakan pada tahap II setelah proses rasionalisasi tuntas berjalan, baru bisa digunakan untuk bantuan sosial kepada Masyarakat yang terdampak Covid-19 hingga penanganan kasus terkonfirmasi positif Corona nanti.
Sementara Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Inhu Jawalter Situmorang MPd selaku mediator Pres realis dari aplikasi Zoom Meeting menjelaskan, jumlah OPD di Inhu hingga Senin (04/05/2020) tercatat sebanyak 406 orang. 38 orang diantaranya OTG, dan 1 orang pasien PDP dinyatakan sudah sembuh dan sehat.
Sementara 1 orang PDP masih menunggu hasil Lab Swab dari RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Sedangkan 1 orang pasien inisial AS terkonfirmasi positif dan dirawat di Pekanbaru.
Jawalter menegaskan, pihaknya menggunakan aplikasi zoom meeting untuk menghindari siaran pers face to face yang dinilai beresiko dalam penyebaran Virus Corona.
Ditambahkan Jawalter, update data terakhir yang dihimpun dari dinas kesehatan hingga tanggal 5 Mei 2020, secara komulatif dari 22 s/d 5 Mei tercatat 408 orang dengan rincian 26 Orang Dalam Pantauan (ODP). Serta yang sudah selesai pemantauan sebanyak 382 orang.
Sedangkan kumulatif dari 28 Maret hingga 5 Mei 2020, tercatat Pelaku Pejalan tercatat 4.043 orang dengan rincian 3.375 selesai pemantauan, dan 668 dalam pemantauan. Dan total Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 3 orang, dan 2 masih dirawat dan 1 telah di pulangkan.”pungkasnya.(Adv Diskominfo Inhu/Fras).