Potret NasionalPotret Bisnis

Sejak Corona Melanda, Properti Sepi Pembeli

5
×

Sejak Corona Melanda, Properti Sepi Pembeli

Sebarkan artikel ini

Potret24.com,JAKARTA – Penyebaran pandemi virus Corona (COVID-19) telah berdampak pada banyak sektor usaha di Indonesia, kali ini untuk industri properti. Asosiasi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengakui adanya penurunan penjualan sejak Indonesia mencatatkan kasus positif Corona.

“Ya kan kemarin mulai Desember (2019) itu sempat meningkat sekitar 10% dibanding Desember tahun lalu (2018), tetapi begitu masuk Maret mulai turun karena adanya COVID-19 ini,” ujar Ketua Umum DPP REI Nasional Totok Lusida kepada detikcom, Kamis (09/04/2020).

Penurunan transaksi jual beli di lini bisnis bisnis terjadi lantaran pembeli banyak yang enggan melakukan tatap muka dengan pengembang, mengikuti imbauan pemerintah terkait social distancing.

“Karena orang beli rumah tidak bisa cuma lihat internet, harus ketemu face to face, nah dengan adanya COVID-19 ini jadi tidak bisa,” sambungnya.

Menurut Totok, fenomena sepi pembeli di sektor properti saat ini terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia dan di semua jenis properti.

“Seluruh Indonesia dan semua lini properti, mulai dari rumah sederhana sampai high rise building,” katanya.
Baru-baru ini, Lembaga Riset Properti Colliers International di Indonesia melaporkan hampir seluruh lini bisnis properti terdampak oleh pandemi ini.

Untuk Apartemen, penjualan hingga huniannya sepanjang kuartal I-2020 ini tercatat kian sepi. Tingkat serapan penjualan apartemen di Jakarta pada kuartal I-2020 rata-rata mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya dari level 87,2% menjadi 85,5%. Tingkat hunian pasar apartemen di Jakarta juga mengalami penurunan tajam menjadi 61,4% dari 67,9% di tahun 2019.

Demikian pula dengan Hotel, properti satu ini bahkan menjadi sektor yang paling terpuruk. Berdasarkan laporan riset Colliers International soal Pasar Properti Jakarta dan Hotel Bali untuk Kuartal I-2020, tingkat okupansi hotel di Jakarta hingga Februari 2020 sebenarnya masih menunjukkan peningkatan dari rata-rata 58% menjadi 60%. Akan tetapi, mulai terasa sangat menurun di bulan Maret 2020 saat pemerintah mengumumkan kasus ini di Indonesia. Akan tetapi, Colliers International mengaku belum merangkum data terbaru hingga Maret 2020 lalu.

Industri hotel di Bali malah sudah menunjukkan penurunan tingkat hunian secara drastis sejak Februari 2020 lalu. Tingkat okupansi hotel di Bali turun dari rata-rata 70% menjadi 50%.

Lalu, perkantoran juga demikian, Collier International meramal, tingkat okupansi atau hunian perkantoran di Jakarta pada kuartal IV-2020 nanti bakal anjlok hingga menjadi 80% dari rata-rata 84% akibat virus Corona. (gr)