Potret Nasional

Riwayat Satu Pasien Positif Corona yang Meninggal di Surabaya

5
×

Riwayat Satu Pasien Positif Corona yang Meninggal di Surabaya

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, SURABAYA – Satu pasien asal Surabaya meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona atau Covid-19. Saat ini, total ada tiga pasien corona yang meninggal di Surabaya. Sementara total ada sembilan pasien yang positif corona di Jatim meninggal dunia.

“Yang meninggal ada sembilan orang. Yang sembuh total 21 persen, meninggal 8,7 persen,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (1/4/2020).

Tak hanya itu, Ketua Gugus Tugas Rumpun Kuratif Joni Wahyuadi mengatakan pasien yang meninggal dunia itu sempat dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Gubeng, Surabaya. Pasien tersebut merupakan warga Surabaya, namun Joni enggan merinci.

“Iya dirawat di rumah sakit swasta (Surabaya),” imbuh Joni.

Selain itu, Joni memaparkan faktor meninggalnya pasien berjenis kelamin laki-laki ini bukan hanya corona saja. Namun, pasien juga memiliki penyakit penyerta.

Joni menambahkan pasien yang meninggal tersebut juga telah masuk kategori lanjut usia (lansia).

“Penyakit ada hipertensi, diabet. Usianya 50 sekian, laki-laki,” tambah pria yang menjabat Direktur Utama RSU dr. Soetomo ini.

Sementara itu, Joni menyebut rata-rata kasus meninggal pada pasien positif corona dikarenakan sang pasien mempunyai penyakit penyerta. Joni mengungkapan pasien meninggal paling tua di Jatim, asal Surabaya berusia 65 tahun juga mempunyai penyakit penyerta. Pasien laki-laki itu sempat dirawat di RSUD dr Soetomo.

“Yang tua itu saya tahu persis karena saya yang ngopeni, beliau itu memang sudah kondisinya berat, di sebuah rumah sakit, distres nafas, kemudian kami inkubasi di sana kami masukkan ventilator portable, kemudian kami kirim ke (RSUD) Soetomo, gagal nafas, ada hipertensi, diabet, tapi keluarganya sangat berterima kasih,” lanjut Joni.

Sedangkan untuk pasien meninggal termuda berusia 11 tahun asal Pamekasan. Pasien tersebut terkonfirmasi memiliki penyakit penyerta, yang saat itu pasien sedang menderita demam berdarah dengue (DBD).

“Yang paling tua usia 65 tahun, yang paling muda 11 tahun. Yang 11 tahun ini karena dia punya DBD, kelas 4 (SD),” pungkas Joni. (gr)