Potret24.com, PEKANBARU – Identitas PDP Virus Corona yang meninggal di RS Awal Bros tersebar melalui media sosial sejak Jumaat (10/04/2020) hingga Sabtu (11/04/2020). Pihak keluarga EN (45) mengaku sangat kecewa atas pengungkapan identitas keluarganya tersebut secara lengkap dan disertai foto pemakaman.
Pasalnya hasil tes Swab dosen PTN di Pekanbaru itu, yang sampelnya dikirim pihak rumah sakit ke Jakarta sejak lima hari lalu, hingga kini belum keluar. Tapi warganet ramai-ramai sudah memvonis seolah almarhumah meninggal karena terinfeksi virus tersebut.
“Jadi hasil tes Swabnya belum pasti, tapi identitas dan foto pemakaman almarhumah yang menggunakan Protap Covid-19, telah tersebar di media sosial,” keluh salah satu keluarga almarhumah yang tak mau disebut namanya kepada GoRiau.com, Sabtu (11/4/2020)
Disebutkan, EN dirawat sejak Sabtu (4/4/2020) di RS Awalbros Pekanbaru, karena radang tenggorokan. Untuk perawatan intensif, dokter minta pasien dirawat inap. Hasil pemeriksaan awal, dokter menetapkan EN sebagai pasien dalam pemantauan (PDP), dan mengirimkan sampel cairan yang bersangkutan ke Jakarta untuk dilakukan tes Swab.
Tapi hingga Jumat malam, hasil tes Swab pasien belum sampai di Pekanbaru. Sementara EN, sudah menghembuskan nafas yang terakhir pada Jumat subuhnya.
“Jadi hasil tes Swab belum ada, belum jelas apa hasilnya, tapi warganet sudah memvonis seolah keluarga kami ini meninggal karena Covid-19,” keluhnya.
Menurut sumber ini, identitas lengkap almarhumah diketahui warganet dari laporan internal polisi yang bocor ke publik. Laporan itu sebenarnya tegas menyatakan, bahwa almarhumah belum tentu meninggal karena Covid-19.
Tapi, kebanyakan warganet yang pendidikannya terbatas, langsung memvonis seolah-olah almarhumah meninggal karena virus itu. Padahal hasil tes Swap almarhumah saja belum datang dari Jakarta.
“Terus terang, tiap saat keluarga kami mendapat kiriman pesan negatif di media sosial. Banyak pula yang membully, ada yang menelepon secara beruntun. Sebab di laporan internal yang beredar itu dicantumkan alamat lengkap dan nomor telepon anggota keluarga kami. Akibatnya, kami merasa sangat terganggu dan tertekan secara psikis,” kata sumber itu sedih.
Yang lebih mengiris hati, lanjut dia, foto-foto pemakaman almarhumah yang diselenggarakan mengikuti Protap Covid-19, beredar luas pula di media sosial. Prosesi pemakaman tersebut, bagi masyarakat terasa baru, karena tidak seperti pemakaman yang biasa mereka lihat selama ini. ”Bully-an para warganet ini sangat menyakitkan kami,” katanya sedih. (go)