Potret24.com, JAKARTA – Tujuh minggu sudah Asmara Abigail merasakan lockdown di Italia. Selama merasakan lockdown di sana, Asmara menyaksikan bagaimana peraturan ketat pemerintah Italia untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Saat ngobrol bareng di live Instagram detikcom, Jumat (10/4/2020), Asmara Abigail menceritakan kondisi di sana. Hukuman untuk masyarakat Italia, yang masih bandel keluar rumah cukup tegas dengan sanksi berupa denda atau penjara.
“Jalannya kejauhan lewat 400 meter dari rumah. Jadi batasnya di sini itu 400 meter, itu kena denda 400 Euro (sekitar Rp 6,8 juta). Jadi dendanya beda-beda sih,” cerita Asmara Abigail.
“Ada juga aku nonton di TV, udah tes positif tapi masih jalan-jalan. Ketangkep kena cek, jadi masuk penjara lima tahun,” sambungnya.
Setelah tujuh minggu merasakan lockdown, Asmara Abigail menggambarkan cara Italia mengatasi COVID-19. Kondisi Italia saat ini disebut Asmara Abigail tidak cukup baik tapi masih bisa terkontrol.
“Kalau di sini aku selalu bilang, bad but undercontrol. Kenapa bad kalau dari angka tinggi sekali, kita nomer satu di Eropa, sudah mengalahkan angka di China, terus sudah lama-lama disusul Amerika dan Spanyol. Kita di negara nomer tiga kalau dilihat dari situasi itu menyedihkan,” tutur Asmara.
Untuk korban-korban COVID-19 yang meninggal dunia di Italia selama melihat dari berita, sudah cukup sulit mencari tempat untuk pemakaman. Di Eropa COVID-19 dianggap sebagai musuh dalam perang dunia modern.
“Setiap hari di sini diangkatnya sudah pakai truk militer, nggak ada tempat kuburan, nyari kuburan udah pusing. Kalau di Eropa dari berita yang aku tonton mereka menganggapnya perang dunia modern. Musuhnya itu si virus ini dan disebut invisible enemy,” ungkapnya.
“Aku nggak tahu sih apa mereka sudah terima uang apa gimana, aku cuma baca berita pemerintah mau support perusahaan yang sudah mau bangkrut,” katanya.
“Memang ada teman aku di sini yang freelance mereka dapat bantuan 600 Euro (sekitar Rp 10,4 juta), teman aku sudah dapat juga, oh ya berarti benar. Dapat bantuan sembako juga dikirimin untuk mereka yang kalau nggak salah berusia 85 tahun,” cerita Asmara. (gr)