Potret24.com, Pekanbaru– Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru meniadakan car free day (CFD), Ahad 15 Maret pagi. Kebijakan ini untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Pekanbaru Edi Sofyan mengatakan, CFD ditiadakan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Berdasarkan arahan Pak Kadishub, CFD hari Minggu tanggal 15 Maret 2020 ditiadakan sampai waktu tentatif dengan pertimbangan pencegahan terhadap penularan Virus Corona ( Cofid-19),” kata Edi, Sabtu (14/3/2020).
Isu Corona ini memang menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Selain Kota Pekanbaru, DKI Jakarta sudah lebih dulu meniadakan CFD.
Bebas Kendaraan Bermotor
Secara resmi, Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor diadakan untuk memberikan ruang dan waktu bagi warga sebuah kota agar bisa menikmati suasana tanpa polusi. Bagaimanapun, mencari ruang seperti itu di sebuah kota tidak lagi mudah. Kendaraan bermotor yang jumlah begitu banyak membuat kualitas udara semakin hari semakin menurun dan dipenuhi kandungan gas buang yang bersifat polutif.
Secara tidak resmi, arti dan makna Car Free Day akan banyak sekali. Sebanyak jumlah orang yang mau memikirkannya.
Bagi mereka yang hendak bepergian atau sedang terburu-buru hendak pergi, acara ini bisa bermakna “GANGGUAN”. Jalan yang ditutup dan tidak memperbolehkan kendaraan bermotor apapun untuk lewat bisa dipastikan akan menghambat kendaraan dan akhirnya menambah waktu perjalanan, yang seringnya sangat tidak menyenangkan.
Sebagian lagi berpendapat bahwa ajang ini adalah sebuah kesia-siaan. Polusi akan tetap ada dan jumlahnya tidak akan bisa dikurangi hanya dengan tidak memperkenankan kendaraan bermotor lewat, di satu titik dan di waktu tertentu. Tidak ada hasilnya.
Tidak sedikit pula yang berpikiran kalau Car Free Day adalah tempat dimana kesemrawutan dan ketidaktertiban ditolerir dan dibiarkan. Pedagang kaki lima dibiarkan beroperasi dan sampah sisa ajang ini biasanya akan berserakan dimana-mana.(ger)
